Indonesia Berpeluang Jadi Pemain Utama Industri Kopi Global

JagatBisnis.com –  Indonesia merupakan produsen biji kopi terbesar keempat di dunia, setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Sehingga peluang Indonesia menjadi pemain utama (key leader) industri kopi internasional terbuka lebar. Apalagi, kopi Indonesia memiliki cita rasa dan kualitas level premium. Maka, untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas biji kopi dalam negeri, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meluncurkan Program Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara.

“Karena biji kopi Indonesia, dengan proses on farm dan off farm yang baik, sehingga kopi Indonesia memiliki cita rasa dan kualitas level premium. Potensi ini perlu mendapatkan perhatian, khususnya terkait instrumen perlindungan kekayaan intelektual, dalam hal ini Indikasi Geografis (IG),” kata Ketua PMO Kopi Nusantara Dwi Sutoro, Selasa(28/6/2022).

Dia menjelaskan, saat ini terdapat beberapa tantangan dalam sistem rantai pasok (supply chain) kopi di dunia. Beberapa di antaranya, hambatan tarif, ketatnya persaingan dan persyaratan untuk masuk ke pasar global, serta beberapa persyaratan sertifikasi berkelanjutan. Namun, pihaknya optimistis, melalui sinergi dan kerja sama seluruh pihak dalam payung PMO Kopi Nusantara, Indonesia mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas biji kopi.

Baca Juga :   Berbekal Studi Bisnis di Hawaii, Ariel Christina Ramaikan Pasar Indonesia dengan Kopi Khas Hawaii

“Kami mengembangkan berbagai program pendampingan dan mendorong terciptanya ekosistem bisnis yang berkelanjutan dengan target peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani kopi di Indonesia. Karena pendampingan kepada petani menjadi langkah mutlak untuk meningkatkan kapasitas produksi kopi. Apalagi, sebanyak 96,1 persen lahan kopi, merupakan lahan milik petani rakyat,” bebernya.

Baca Juga :   Terdeteksi Ada Kandung Isoprocarb, Ekspor Kopi RI ke Jepang Terancam Batal

Dia menambahkan, saat ini pihaknya memiliki 9 pilot projects di 6 wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia. Adapun total lahan yang difasilitasi hingga saat ini lebih dari 6.500 hektare (ha). Lahan tersebut dikelola 2.500 petani. Diharapkan, hasil panen dari lahan tersebut akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan internasional.

Baca Juga :   Berbekal Studi Bisnis di Hawaii, Ariel Christina Ramaikan Pasar Indonesia dengan Kopi Khas Hawaii

“Dalam hal ini, kami menerapkan strategi holistik, dalam proses pendampingan kepada petani. Mulai dari aspek pengolahan budi daya tanaman berkelanjutan, informasi dan pendampingan budi daya pertanian, digital farming dan mekanisasi pertanian, akses permodalan dan perlindungan risiko pertanian, pengembangan sosial masyarakat petani dan bisnis inklusif, serta kemitraan pertanian pasar (Farm to Market Partnership),” tutupnya. (*/esa)

MIXADVERT JASAPRO