Cadangan Emasnya Senilai Rp1.988 Triliun, Tidak Laku

JagatBisnis.com-Kini, Rusia kesulitan menjual cadangan emasnya untuk mengatasi jatuhnya rubel. Hal itu terjadi karena sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara Eropa. AS dan Eropa melarang lembaga-lembaga keuangan dunia melakukan transaksi emas dengan Rusia. Padahal, Rusia memiliki cadangan emas senilai USD140 miliar atau setara Rp1.988 triliun (kurs Rp14.200).

Managing Partner Grup CPM Jeff Christian mengatakan, cadangan emas Rusia itu membuatnya masuk dalam 5 negara yang memiliki emas terbesar di dunia. Emas sebanyak itu dengan susah payah ditimbun bank sentral Rusia, Bank of Rusia, sejak pertangan tahun 2000. Apalagi, karena sanksi AS dan Eropa membuat para pedagang institusi khawatir reputasinya rusak karena dianggap melawan hukum, jika bertransaski dengan bank sentral Rusia.

“Bahkan, Washington menginginkan sanksi susulan terhadap siapa pun yang membeli atau menjual emas Rusia. Oleh karena itu, Rusia mungkin saja bisa melego lantaran emasnya dilirik bank sentral China dan India. Rusia juga dapat menjual emasnya melalui Shanghai Gold Exchane, yang memiliki bank komersial sebagai anggotanya. Mereka bisa mengambilnya dengan harga diskon,” katanya seperti dikutip, Minggu (20/3/2022).

Baca Juga :   Amerika Akui Takut dengan China

Dia menjelasnya, pihaknya merupakan perusahaan riset komoditas dan konsultan keuangan yang bermarkas di New York, Amerika Serikat. Masalahnya, kelompok bipartisan senator AS dapat menghalangi bank di China dan India untuk membeli emas Rusia. Beijing sendiri tampaknya tak mau mengambil risiko itu dengan menghindari dampak sanksi AS atas perang tersebut.

Baca Juga :   Emas Melesat, Galeri 24 Luncurkan 4 Serian Anyar

“Jika Rusia putus asa, maka bisa menjual emas batangan di dalam negeri untuk membeli rubel. Langkah itu bisa dilakukukan dengan menetapkan harga standar emas internal,” tutupnya. (*/esa)

MIXADVERT JASAPRO