BMKG: Waspada Ancaman Hidrometeorologi Usai Gempa Pasaman Barat

JagatBisnis.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan ancaman lanjutan usai gempa 6,2 magnitudo yang mengguncang Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Jumat (26/2). Ancaman yang dimaksud berupa potensi longsor, banjir, dan banjir bandang di area hulu sungai lereng Gunung Talamau.

“Untuk Gempa Insyaallah perkembangannya jauh melandai. Artinya, gempa-gempa susulan yang terjadi semakin melemah menuju kestabilan,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati saat mengunjungi posko tanggap darurat di Kabupaten Pasaman Barat, Minggu (27/2).

Dwikorita mengatakan, justru yang saat ini perlu diwaspadai adalah potensi bencana hidrometeorologi berupa potensi banjir ataupun banjir bandang serta longsor, mengingat saat ini masih musim penghujan.

Baca Juga :   Jakarta Hari Ini Diprediksi Cerah

Masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai pada lereng Gunung Talamau harus lebih waspada dan siaga karena potensi tersebut bisa sewaktu-waktu terjadi.

“Jadi kewaspadaan masyarakat harus bergeser, tidak lagi soal gempa tapi bencana akibat musim penghujan. Berdasarkan hasil survei, teridentifikasi luapan banjir sedimen mencapai radius kurang lebih 200 meter dari tepi sungai. Maka warga yang bermukim dan beraktivitas di sepanjang aliran sungai yang mengalir dari lereng atas Gunung Talamau diimbau untuk menghindari zona dalam radius 200 meter dari tepi sungai, apabila hujan turun di lereng gunung tersebut. Situasi ini diperkirakan akan berlangsung hingga Maret-April,” imbuhnya.

Baca Juga :   Prakiraan Cuaca 21 Desember 2020, Jaksel dan Jaktim Hujan Lebat di Siang Hari

Dwikorita menyebut, saat ini BMKG bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan upaya mitigasi guna mereduksi dampak jika sewaktu-waktu bencana hidrometeorologi menerjang.

Pencegahan dilakukan BMKG dengan terus memonitor cuaca dan intensitas hujan, serta BWS melakukan pengerukan sedimen lumpur atau material longsoran yang terjadi akibat gempa dan tersapu oleh hujan atau aliran sungai, dengan menggunakan alat berat, agar aliran air tidak meluap ke permukiman warga. Upaya pengerukan ini juga sekaligus untuk mencegah terbentuknya sumbatan material endapan longsoran pada lembah sungai.

Baca Juga :   Berikut Penjelasan BMKG, Hujan Lebat Akibatkan Banjir di Indonesia

Sumbatan-sumbatan material tersebut sering terjadi akibat longsor saat gempa, dan akan berbahaya bila membendung aliran air hujan dan aliran sungai dari arah hulu. Pasalnya, bendung tersebut sewaktu-waktu dapat jebol bila air terus terakumulasi dan menekan, seiring dengan peningkatan curah hujan.

BMKG secara intensif terus melakukan monitoring cuaca dengan menggunakan radar cuaca, serta memberikan prakiraan dan peringatan dini potensi cuaca ekstrem di area hulu sungai lereng Gunung Talamau. (pia)

MIXADVERT JASAPRO