Hary Tanoe Malah Jual Tambang Batubara dengan Harga Murah

Pengusaha Hary Tanoesudibjo

JagatBisnis.com – Saat ini, harga batubara sedang tinggi-tingginya, bahkan sudah di atas US$150 per ton. Namun, tak memengaruhi pengusaha Hary Tanoesoedibjo. Dia keukeuh melego perusahaan tambangnya di Sumatera.

Tak sedang bercanda, pengusaha HT, sapaan akrab Hary Tanoesoedibjo, berencana menjual PT Bhakti Coal Resources (BCR). Dia mematok harga US$140 juta, atau setara Rp2 triliun.

Di mana, PT MNC Investama Tbk (BHIT) selaku pemilik saham mayoritas di BCR, telah meneken perjanjian jual-beli bersyarat atau Conditional Sale and Purchase Agreement (CSPA) dengan PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA).

Menurut Head of Investor Relations Indonesia Transport and Infrastructure, Natassha Yunita, IATA serius ingin memborong 99,33% saham BHIT di BCR, senilai Rp2 triliun. Saat ini, BCR memiliki dua anak perusahaan tambang batubara yang sudah produksi, yakni PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC) dan PT Putra Muba Coal (PMC).

Baca Juga :   ESDM Larang Seluruh Ekspor Batubara

“Karena akuisisi dianggap material transaksi, IATA harus memenuhi semua persyaratan diwajibkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI), dan terkait regulasi lain terutama untuk mengalihkan izin usaha penerbangan IATA ke anak perusahaan baru,” kata Natassha, Jakarta, Kamis (2/12/2021).

Baca Juga :   PLN Jamin Pembangkit Listrik Tak Krisis Batu Bara

Berdasarkan perhitungan KJPP Kusnanto & Rekan, valuasi dua anak usaha BCR itu, mencapai US$181,9 juta. Kalau transaksinya goal, maka IATA memperoleh harga 23% lebih rendah ketimbang valuasi BSPC dan PMC.

IATA akan membiayai akuisisi ini, melalui rights issue. Dan, seluruh proses transaksi ditargetkan rampung pada semester I/2022. Proses akuisisinya, termasuk tujuh IUP lainnya. Mengingat, Bhakti Coal Resources merupakan induk perusahaan dari sembilan perusahaan tambang batubara yang Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Di bawah BCR, terdapat PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE) dan PT Arthaco Prima Energi (APE), yang mengklaim punya cadangan batubara melimpah. IBPE dan APE akan mulai memproduksi pada 2022.

Baca Juga :   BRI Hentikan Penyaluran Kredit ke Sektor Batu Bara

Saat ini, harga batubara dunia memang tinggi. Di pasar ICE Newcastle (Australia) pada Rabu (1/12/2021), harga si emas hitam menclok di level US$152,25/ton. Atau naik 7,11% ketimbang sehari sebelumnya.

Kalau dibanding harga batubara pada Juni 2020, bak bumi dengan langit. Kala itu, per ton batubara dibanderol US$52. Jadi, memang ganjil kalau ada pengusaha batubara yang rela menjual perusahaan batubara di saat harga tinggi. Apalagi harga jualnya di bawah valuasi.(pia)

MIXADVERT JASAPRO