“Tes CFIT ini dikembangkan karena adanya perbedaan kebudayaan dapat mempengaruhi performance test. Adapun tujuan tes ini untuk keperluan yang berkaitan dengan faktor kemampuan kecerdasan. Selain itu, untuk kemampuan analisis dalam situasi abstrak dari pengaruh budaya. Tujuan lainnya, untuk mengukur kemampuan umum dan Fluid Ability seseorang,” kata Maudi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (31/5/2021).
Psikotes yang kedua, lanjutnya, Test Kemampuan Diferensial (TKD) yang test inteligensi, dan termasuk ke dalam battery test, yang mencakup beberapa macam aspek inteligensi individu. Tes ini mengembangkan tes psikologi sebagai penerus dari tes Tintum Test yang mulai dikembangkan tahun 1976.
“Saat ini, TKD sudah disesuaikan dengan kebudayaan dan juga kondisi nilai-nilai yang berlaku di Indonesia. Sehingga menjadi salah satu test inteligensi yang banyak digunakan secara general dan umum. Dasar teori dari pengembangan TKD ini adalah teori inteligensi yang diungkapkan oleh Thurstone,” ungkapnya.
Discussion about this post