Selama 5 Tahun Terakhir, Asian Agri Fokuskan Replanting Sawit

JagatBisnis.com –  Petani sawit harus berani melakukan peremajaan (replanting) tanaman. Hal ini sejalan dengan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang digiatkan oleh Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan produksi kelapa sawit tanpa membuka lahan baru. Asian Agri, salah satu perusahaan sawit yang memfokuskan replanting tanaman dalam 5 tahun terakhir ini.

Director Sustainability and Stakeholder Relation Asian Agri, Bernard A. Riedo mengatakan, replanting dilakukan terhadap tanaman dalam kurun waktu 25 tahun masa produktif agar keberlangsungan bisnis sawit perusahaan terus berjalan. Target kebun sawit petani mitra yang di replanting tahun ini seluas 1.830 hektar (ha). Karena idealnya replating sawit yang dilakukan perusahaannya sekitar 5.000 ha setiap tahunnya.

“Kebun sawit yang direplanting tersebar di
Riau, Sumatera Utara dan Jambi. Peremajaan tanaman sawit ini kami lakukan secara bertahap. Hal itu untuk menjaga keberlangsungan produksi sawit perusahaan dengan luas kebun inti 100 ribu ha,” kata Bernard dalam Ngabuburit Virtual Bersama Asian Agri dan Apical, Selasa (27/4/2021).

Baca Juga :   Pentingnya Keberlanjutan di Industri Sawit, Apical dan Asian Agri Edukasi Generasi Muda

Diakui, perusahaannya aktif mendampingi petani mitra yang akan memasuki periode replanting. Mulai dari pemilihan bibit unggul, persiapan lahan, penanaman hingga perawatan dengan praktik agronomi terbaik. Karena replanting sawit rakyat sangat strategis untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan kesejahteraan petani sawit.
Selain itu, perusahaannya juga memberikan perhatian penuh terhadap peremajaaan kebun sawit petani yang menjadi mitra.

Baca Juga :   Smile Berdayakan Petani Sawit Swadaya

“Kami lakukan pendampingan secara maksimal kepada petani. Makanya, kami mendorong petani untuk memanfaatkan dana peremajaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) secara bertanggung jawab, sebab hal tersebut dapat menentukan produktivitas kebun sawit mereka dalam kurun waktu 25 tahun masa produktif,” paparnya.

Dia menjelaskan, replanting harus dipersiapkan sangat baik dan terencana. Penggunaan bibit unggul dalam peremajaan kebun sawit merupakan hal yang penting untuk menentukan keberhasilan program. Para petani harus memilih bibit yang berkualitas dan legal, jangan membeli bibit sembarangan karena berisiko bibit tidak asli atau palsu. Hindari juga pembelian bibit secara online karena tidak ada sertifikatnya.

Baca Juga :   Pentingnya Keberlanjutan di Industri Sawit, Apical dan Asian Agri Edukasi Generasi Muda

“Karena bisnis kami meliputi pembibitan, penanaman, hingga pengolahan tandan buah segar (TBS) untuk menghasilkan minyak sawit berkelanjutan di pabrik yang berteknologi tinggi dan ramah lingkungan. Kami pun mengembangkan benih kelapa sawit Topaz. Benih kelapa sawit superior ini berasal dari kombinasi sumber benih di berbagai negara dengan kemampuan beradaptasi pada kondisi lahan dan hasil yang tinggi,” pungkasnya. (eva)

MIXADVERT JASAPRO