Tekno  

Lapan Bertemu SpaceX Bahas Bandar Antariksa Papua

jagatBisnis.com — Lembaga Penerbangan dan Antarika Nasional (Lapan) sempat melakukan pertemuan dengan perwakilan Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX) untuk membahas pembangunan bandar antariksa di Biak, Papua. Karena Indonesia merupakan lokasi strategis untuk mengirim roket ke luar angkasa.

Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan, pertemuan dengan pihak SpaceX terjadi saat Space Symposium di Amerika Serikat tahun 2019. Pembicaraan dalam pertemuan itu masih bersifat umum dan belum ada komunikasi lanjutan. Apalagi, wilayah Indonesia dilintasi garis khatulistiwa. Selain itu, Indonesia juga memiliki beberapa wilayah yang terletak dekat ekuator.

Jadi, Indonesia merupakan lokasi yang strategis untuk meluncurkan roket ke luar angkasa. Makanya kami berharap Elon Musk menyamput tawaran dari Presiden Joko Widodo untuk membangun bandar antariksa SpaceX di Indonesia. Semoga tawaran Presiden kepada Elon Musk mendapat respon positif,” katanya di Jakarta, Rabu (16/12/2020).

Thomas mengaku, belum dapat memastikan berapa banyak anggaran yang diperlukan untuk membangun bandar antariksa skala besar di Biak. Sebab, fasilitas tersebut bergantung pada investor. Sementara itu, bandar antariksa skala kecil, anggaran awalnya berasal dari anggaran Lapan (APBN). Makanya, pihaknya tengah mengupayakan investor untuk berinvestasi.

“Kami sedang mengkaji biayanya. Biaya peluncuran roket SpaceX akan lebih rendah karena satelitnya tidak perlu bermanuver untuk menyesuaikan orbitnya ke ekuator. Makanya, kami menargetkan bandar antariksa skala kecil sudah bisa digunakan untuk uji terbang roket bertingkat yang sedang dikembangkan LAPAN sebelum 2024,” bebernya.

Sementara itu, Menristek dan Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro menyatakan Indonesia dapat membangun stasiun peluncuran roket atau bandara Antariksa ke luar angkasa. Hal itu lebih menguntungkan daripada hanya menciptakan roket. Biak potensial untuk dijadikan bandara antariksa karena sangat dekat dengan garis khatulistiwa, yakni -1.

“Indonesia harus bisa memposisikan diri sebagai tempat peluncuran utama. Apalagi, Indonesia paling strategis untuk meluncurkan roket, karena berada di garis khatulistiwa. Sehingga roket lebih mudah mencapai ke orbit dan membuat biaya peluncuran menjadi lebih efisien,” tutupnya. (eva)

Baca Juga :   Butuh 9 Satelit untuk Pantau Bencana di Tanah Air
MIXADVERT JASAPRO