“Saya jualan kopi keliling sejak tahun 2014. Tahun sebelumnya suami saya meninggal, maka otomatis tulang punggung berpindah kepada saya. Saya bisanya ya bikin kopi, jadi yang bisa saya dagangkan ya kopi keliling,” cerita Elya.
Elya memulai dagangannya dari pukul 5 sore, kemudian pulang pada pukul 10 malam. Sekitar 30 menit jarak waktu tempuh dari rumahnya menuju titik tempat dagangannya dengan berjalan kaki. Kegiatan lainnya, di pagi hari Elya mengajar kedua anaknya pelajaran-pelajaran sekolah. Selai itu juga mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah seperti mencuci, masak, besih-bersih, dan lain-lain.
Berdagang kopi menjadi satu-satunya pemasukan bagi Elya untuk merawat dan menghidupi kedua anaknya. Tidak banyak memang yang bisa dilakukan olehnya. Pagi hari pun tak sempat Elya mencari pekerjaan lain, karena harus mendidik dan mengajari anak-anaknya, apalagi di saat kondisi pandemi seperti ini.
Discussion about this post