Pakai Kondom? Ini yang Buat Pakaian Pembalap MotoGP Tetap Kering saat Hujan

jagatBisnis.com – Bagi para rider MotoGP, membalap saat hujan bukanlah perkara mudah seperti saat kondisi sirkuit kering. Ada berbagai teori mengapa pakaian khusus yang dikenakan oleh pembalap tetap kering meski membalap di tengah hujan.

Dalam salah satu forum diskusi di Reddit, disebutkan jika body condom membuat pembalap MotoGP bisa tetap nyaman membalap di tengah hujan. Saat rider berkendara di tengah hujan maka pembalap akan tetap basah.

Semakin cepat mereka bergerak, semakin sulit untuk menahan air. Kondom tubuh diklaim membantu, tetapi tak membuat para pembalap tetap kering atau nyaman.

Membalap di sirkuit yang basah menjadi hal yang cukup rumit untuk para pembalap MotoGP, meski ada pula yang mendapatkan keuntungan dari kondisi trek saat hujan. Namun, risiko ketidaknyamanan dan kecelakaan tentu menjadi lebih tinggi saat membalap saat hujan.

Baca Juga :   Francesco Bagnaia Menangi GP Algarve, Ducati Juara Konstruktor

Selain baju, helm juga menjadi perhatian penting saat para rider MotoGP membalap di tengah hujan. Di tengah hujan, helm para pembalap akan memiliki perlindungan ganda agar tidak berkabut.

“Saat hujan, perbedaan utamanya cukup jelas: Anda harus mengendarainya dengan lebih lembut, pada sudut kemiringan yang lebih kecil, menggunakan throttle akselerator dengan lebih hati-hati, dan lebih memperhatikan pengereman. Namun demikian, Anda masih belum bisa melaju terlalu kencang. cepat.” ujar eks pembalap MotoGP, Dani Pedrosa.

Berkendara cepat di bawah hujan adalah seni yang bisa dikuasai oleh beberapa pengendara. Nyatanya, banyak yang tidak menyukainya.

Hampir semua pembalap MotoGP mencintai profesinya dan ingin berkendara dalam kondisi terbaik adalah apa yang mereka inginkan dan sukai. Meski begitu, perlombaan di tengah hujan juga bisa membuat sebagian pembalap justru bisa menempati posisi terdepan, tak seperti yang mereka bayangkan sebelumnya.

Baca Juga :   7 Fakta Menarik dan Tak Terlupakan MotoGP 2020

Dani Pedrosa mengungkapkan bahwa untuk dapat melaju cepat di aspal basah, pengendara harus serasi dengan motornya dan merasakan serta bereaksi terhadap setiap respons motor pada saat dan waktu yang tepat. Semuanya menjadu berlipat ganda karena hujan: risiko, perhatian, dan waktu.

Dilansir dari Box Repsol, salah satu elemen yang paling sering dilupakan ketika berbicara tentang perbedaan berkendara di permukaan kering dan basah adalah ban. Dalam keadaan ini, biasanya ada tiga opsi yang tersedia: ban hujan, perantara, atau berlekuk.

Ban karet disebut lebih lembut daripada slick, artinya ban mencapai suhu optimal lebih cepat. Lekukan pada ban, sering dilihat penonton MotoGP akan mengontrol air untuk menghindari hydroplaning.

Adapun rem, cakram baja digunakan sebagai pengganti karbon saat hujan. Untuk performa optimal, rem ini harus berada pada suhu yang sangat tinggi dan tidak mungkin dilakukan saat hujan.

Baca Juga :   Jack Miller Kembali Raih Juara di GP Prancis

Selain setelan anti air, helm yang digunakan pengendara juga mengalami perubahan total untuk menyesuaikan dengan kondisi basah. Paling utama ialah pelindungnya transparan, dan termasuk bagian punggung helm dibuat ekstra untuk mencegah air masuk.

Bagian luar pelindung digosok dengan produk khusus yang membuat tetesan air meluncur lebih cepat untuk menghindari masalah jarak pandang. Di bagian dalam, terdapat pelindung kedua yang mencegah helm berkabut.

Sedangkan untuk baju pembalap MotoGP yang terbuat dari bahan berpori yang tidak cocok dikenakan dalam kondisi basah akan dilengapi dengan lapisan anti air. Itulan yang membuat baju tak akan menyerap banyak air.

Tanpa lapisan ini, pakaian pembalap MotoGP akan menyerap banyak air, dan itu akan terasa lebih berat. (ser)

MIXADVERT JASAPRO