Efek Infeksi ADE Bukan karena Vaksin Corona

jagatBisnis.com Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Unpad, Kusnandi Rusmil, membantah fenomena Antibody-dependent enhancement (ADE) juga terjadi untuk SARS-CoV-2. Karena ADE yang sekarang ini sedang banyak dibicarakan, adalah fenomena yang mungkin terjadi pada pemberian antibodi berupa reaksi yang memperkuat infeksi.

“ADE merupakan kondisi antibodi tak efektif menetralkan virus yang dituju dan malah menimbulkan reaksi yang negatif. Sehingga fenomena ini mungkin terjadi pada pemberian vaksin yang reaksinya memperkuat infeksi maka terjadi imunopatologis yang berat,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (07/10/2020).

Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad ini menyatakan fenomena ADE sejauh ini baru terlihat pada dengue. Keberadaan fenomena ADE pada kasus MERS, SARS, Ebola, dan HIV hanya ditemukan in silico (simulasi komputer) dan in vitro (percobaan di cawan petri laboratorium).

“Pada umumnya reaksi ADE ini sudah dapat dilihat sejak pengembangan vaksin di uji preklinis pada hewan. Jadi, tidak menggambarkan fenomena di manusia,” tegasnya.

Menurutnya, vaksin SARS-CoV-2 dari Sinovac pada publikasinya di Science, uji preklinisnya tidak menemukan kejadian ADE pada hewan yang sudah divaksinasi. Bahkan hewan yang sudah divaksinasi ini mampu bertahan setelah dipaparkan dengan virus SARS-CoV-2.

“Dalam uji klinis yang saat ini sedang kami lakukan, tidak ditemukan efek samping yang serius yang disebabkan oleh vaksin maupun vaksinasi. Hingga saat ini belum ada bukti terjadinya ADE pada kandidat vaksin Covid-19. Walau begitu, kami tetap melakukan kewaspadaan dan monitoring terhadap keamanan vaksin,” pungkasnya. (esa/*)

Baca Juga :   Pemain Anyar Barcelona Ini Terpapar Covid-19
MIXADVERT JASAPRO