Adukan Kekerasan Perempuan dan Anak ke Layanan SAPA 129

JagatBisnis.com – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menyediakan layanan pengaduan bagian korban kejahatan seksual yang siap melayani 1×24 jam nonstop. Layanan ini berupa call center Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129. Apalagi, selama pandemi ini waktu dua tahun ini kekerasan berbasis gender online (KBGO) mengalami kenaikan.

“Dengan SAPA 129, kami memberikan ruang aksesibilitas. Sehingga ini menjadi ruang siapa pun karena di call center 129 ini selama 24 jam kami bekerja tanpa henti,” kata Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan KPPPA, Ratna Susianawati dalam media talk “Aksesibilitas layanan kekerasan perempuan melalui SAPA 129”, Jumat (10/12/2021).

Menurutnya, situasi 2 tahun ini membuat kasus kekerasan trennya naik. Karena semua orang tanpa batas usia menggunakan media sosial. Sehingga KBGO meningkat. Selain itu, kasus perdagangan orang juga tak kalah dahsyat mengalami laju kenaikan. Hal itu dipicu karena persoalan ekonomi buntut pandemi Covid-19.

Baca Juga :   Menteri PPPA: Perempuan Korban Kekerasan Harus Berani Melapor

“Semula kalau bicara pandemi Covid-19 itu pemikiran kita itu kasusnya kesehatan. Tapi ternyata tidak. Karena pandemi juga berdampak pada ekonomi dan sosial. Sehingga ada oknum-oknum yang memanfaatkan jaringan-jaringan khususnya tindak pidana perdagangan orang itu memanfaatkan melalui media sosial,” imbuhnya.

Dia menjelaskan, adapun laporan pengaduan bisa dilayangkan lewat hotline: 081111291294. Layanan itu siap tersedia selama 1×24 jam dan seminggu penuh tanpa jeda. Penyintas kejahatan seksual tak usah khawatir tak akan dilayani. Karena para stafnya akan terbuka menerima aduan dari masyarkat yang mengalami kejahatan seksual.

Baca Juga :   Giatkan Perlindungan Anak Berbasis Kearifan Lokal, PATBM Banten Menangkan Lomba Video Pendek KEMENPPPA

“Layanan dan aduan yang kami terima meskipun tak langsung terlayani, tapi sudah terekam oleh kami. Karena kami juga perlu jeda waktu untuk menangganinya,” ungkapnya.

Dia membeberkan, dalam 5 tahun ke depan arah kebijakan pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak telah ditetapkan prioritas presiden. Salah satunya menyangkut komitmen untuk memastikan penurunan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Inilah yang menjadi dimensi kami ke depan untuk terus melakukan berbagai upaya hulu-hilir dalam melakukan pencegahan, penanganan dan juga pemulihan bagi perempuan yang mendapatkan kekerasan dan anak yang memerlukan perlindungan khusus,” ujarnya.

Baca Juga :   Wujudkan Kesetaraan Gender, 308 K/L dan Pemda Raih Penghargaan APE 2020

Sementara itu, Asisten Deputi Pelayanan Perempuan Korban Kekerasan, KPPPA Margareth Robin Korwa menambahkan, selaman kurun waktu 2021 ini pihaknya menerima sebanyak 799 laporan kekerasan terhadap perempuan. Kekerasan perempuan yang mendominasi adalah kekerasan dalam rumah tangga, seperti penelantaran, kekerasan fisik dan kekerasan seksual.

“Laporan itu diterima lewat call center SAPA 129. Jadi, masyarakat jangan takut lagi melaporkan tindakan kekerasan yang dilihat, diketahui atau dialami ke layanan SAPA 129 yang sudah ada sejak 8 Maret 2021,” tutup Margareth. (eva)

MIXADVERT JASAPRO