jagatBisnis.com – Transformasi digital di wilayah Asia Tenggara, yang terjadi akibat pandemi COVID-19, diperkirakan akan tetap berlangsung tahun ini, namun rawan serangan siber.
Perusahaan yang bergerak di keamanan siber, Kaspersky, melihat pengguna internet di Asia Tenggara berjumlah hampir 70 persen dari populasi, atau sekitar 400 juta orang.
Sayangnya, karena keterampilan digital yang tidak merata, faktor manusia menjadi celah yang dimanfaatkan peretas untuk melancarkan serangan siber di wilayah ini. Sepanjang tahun 2020, Kaspersky menekankan serangan terbanyak berupa cryptomining, phishing, ransomware dan DDos.
Sementara peretas, mereka memanfaatkan COVID-19 untuk melancarkan serangan termasuk untuk sektor kesehatan.
“Kami tidak melihat ada yang berubah dalam waktu dekat. Orang-orang di wilayah Asia Tenggara akan tetap bersosialisasi dan selalu mencari cara untuk menjadi produktif dengan menggunakan teknologi. Dalam dunia bisnis, kami melihat bahwa pekerjaan jarak jauh akan dilakukan di sebagian besar sektor bahkan setelah pandemi mereda sekalipun,” kata Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara, dalam keterangan tertulisnya.
Discussion about this post