Dampak Covid-19, Tiga Bank Syariah BUMN Dimerger

jagatBisnis.com — Indonesia segera memiliki bank syariah terbesar sehingga bisa menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah di dunia. Oleh karena itu, pemerintah berencana menggabungkan (merger) bank syariah milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tujuannya, agar bank tersebut bisa bertahan ditengah pandemi Covid-19 dan mampu menorehkan kinerja yang positif.

Menteri BUMN, Erick Thohir mwenjelaskan, saat ini, Indonesia masih tertinggal dengan negara Islam lainnya. Namun, bukan berarti Indonesia tak bisa membalap negara lain dalam membangun industri syariah. Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia sudah seharusnya memiliki bank syariah yang kuat.

“Hal itu bisa didapatkan dengan penggabungan tiga bank syariah BUMN. Ketiga bank itu adalah BRI Syariah, BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri. Rencananya resmi dimerger pada Februari 2021 mendatang,” kata Erick dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (13/10/2020).

Sementara itu, Ketua Tim Project Management Office (PMO) merger tiga bank syariah milik BUMN, Hery Gunardi mengatakan, legal merger kuartal l pada Februari 2021. Saat ini ketiga bank tersebut baru menandatangani Conditional Merger Agreement (CMA). Hal itu merupakan bagian awal dari proses merger tersebut.

“Dari ketiga bank itu, BRI Syariah akan menjadi entitas yang menerima penggabungan (surviving entity). Anak usaha dari BRI sengaja dipilih menjadi surviving entity karena satu-satunya perusahaan yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI),” ujarnya yang juga Wakil Dirut PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Dia memaparkan, pihaknya bersama manajemen bank syariah BUMN lainnya akan mengumumkan skema merger lebih detail pada 20 Oktober 2020 mendatang. Saat ini masing-masing manajemen perusahaan sedang mengkaji rencana bisnis bank (RBB) pasca merger.

“Pada 20 Oktober 2020, nanti akan kami umumkan rencana merger seperti apa. Bagaimana komposisi saham, logo mungkin ada juga. Lalu, bagaimana terkait dengan layanan nasabah. Setelah itu, masing-masing perusahaan akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Merger bisa dilakukan, jika sudah disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” ulasnya.

Dia menambahkan, apabila ketiga bank tersebut sudah dimarger, maka total aset bank syariah BUMN akan bertambah menjadi Rp220 triliun-Rp225 triliun. Kenaikan aset itu akan mengerek posisi bank syariah BUMN di domestik dan global. Sehingga bank syariah BUMN masuk sebagai 10 besar bank syariah teratas di dunia.

“Selain itu, posisi bank syariah BUMN juga akan naik di posisi 7 atau 8 sebagai bank terbesar di Indonesia. Diprediksi total aset bank syariah BUMN mencapai Rp390 triliun pada 2025 mendatang. Adapun target pembiayaan mencapai Rp272 triliun dan pendanaan sekitar Rp335 triliun,” pungkasnya. (esa/*)

Baca Juga :   OJK Resmi Izinkan Merger Bank Syariah BUMN
MIXADVERT JASAPRO