Sampah Antariksa akan Didaur Ulang Jadi Bahan Bakar Roket

JagatBisnis.com – Perusahaan asal Australia, Neumann Space, tengah berupaya mendaur ulang sampah antariksa untuk dijadikan sebagai bahan bakar roket. Apalagi, kini orbit Bumi kian tersumbat oleh puing-puing pesawat ruang angkasa. Hal ini menimbulkan ancaman bagi satelit komunikasi dan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Chief Executive Officer Neumann Space, Herve Astier mengatakan,
kini, pihaknya tengah mengerjakan rencana mendaur ulang sampah bersama dua perusahaan lain. Kedua perusahaan itu adalah Nanorocks dan Cislunar di Amerika Serikat (AS). Nantinya, sampah luar angkasa diubah menjadi bahan bakar untuk sistem propulsi tersebut.

“Nanorock mengerjakan rencana penggunaan robot untuk menyimpan dan memotong puing-puing saat masih berada di orbit. Sementara Cislunar mengembangkan pengecoran luar angkasa untuk melelehkan puing-puing menjadi batang logam.

Batang logam itu-lah yang nantinya bakal dijadikan sebagai bahan bakar sistem propulsi yang tengah kami garap,” kata Astier, mengutip The Guardian, Senin (22/11/2021).

Dia menjelaskan, apa yang dilakukannya bersama dengan pihak lain tak semudah yang dibayangkan. Karena proyek itu sebagai sebuah rencana futuristik. Walau demikian, pihaknya mendapat dana hibah dari NASA. Jadi, pihaknya hanya membangun prototipe dan berhasil. Konsep kerja samanya ini dikerjakan bersama dua perusahaan lain.

“Saat masalah sampah antariksa semakin memburuk, organisasi di seluruh dunia ramai-ramai mencari solusi. Belum lagi, upaya sejumlah negara di Bumi yang mengirimkan puing-puing tersebut terbang ke luar angkasa. Misalnya, Rusia yang menembakkan rudal dan menghancurkan salah satu satelitnya sendiri.

“Skenario terburuk dari kondisi tersebut tabrakan beruntun antara sampah antariksa yang bisa berujung pada orbit yang tak lagi bisa digunakan. Situasi ini dikenal dengan istilah efek Kessler. Padahal, kami sendiri telah mengembangkan sistem propulsi listrik di luar angkasa yang dapat digunakan di orbit rendah Bumi untuk memperluas misi pesawat luar angkasa, memindahkan satelit, atau mengorbitnya,”

Dia menyatakan, seperti Sabes Astronautics dari Australia, yang kini tengah mengembangkan layar tarik dan akan diluncurkan dari pesawat luar angkasa di akhir masa pakainya dan menyeretnya keluar dari orbit. Sedangka, Sydney’s Electro Optic Systems, bekerja sama dengan University of Canberra, telah mengembangkan teknologi laser yang dapat mendorong sampah menjauh dari potensi tabrakan atau menuju atmosfer.

“Apa yang mereka lakukan sifatnya masih futuristik. Namun, tak menutup kemungkinan rencana tersebut akan berjalan dengan lancar. Jika Anda dapat menangkapnya dan menggunakannya sampah antariksa kembali, itu masuk akal dari perspektif bisnis, karena Anda tidak mengirimkannya ke sana,” tutup Astier. (*/esa)

MIXADVERT JASAPRO