Perhatikan Gejala Sesak pada Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik

Ilustrasi

JagatBisnis.com – Timbulnya sesak pada penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), terjadi karena paru-paru mengalami pelebaran namun udara sulit keluar.

Hal tersebut diungkapkan oleh dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), dr. Aditya Wirawan, Ph.D, Sp.P.

“Sesak yang dialami oleh penderita PPOK disebabkan terjadinya perubahan struktur anatomi paru,” katanya dikutip dari siaran pers RSUI, Jakarta, ditulis Senin, (29/11/2021).

Kantung paru menjadi melebar sehingga udara mudah masuk, namun udara tersebut akan sulit keluar. Akibatnya. produksi dahak akan meningkat. Aditya menyebut fenomena disebut bottle neck.

Baca Juga :   Terlalu Intens Bercinta, Wanita Ini Alami Serangan Jantung

Terdapat gejala umum dan derajat skala sesak dari penyakit PPOK, dimulai dari derajat 0 hingga derajat 4. Pada derajat tidak ada sesak kecuali pasien melakukan aktivitas berat. Lalu pada derajat 1 sesak timbul bila berjalan cepat atau ketika berjalan menanjak.

Berikutnya derajat 2, pasien berjalan lebih lambat dari orang sebayanya karena sesak, kemudian derajat 3 muncul setelah berjalan 100 meter atau setelah berjalan beberapa menit dan pada derajat 4 sesak muncul saat mandi atau berpakaian.

Baca Juga :   5 Kebiasaan Ini Bikin Keputihan dan Infeksi pada Miss V

PPOK yaitu suatu penyakit paru yang ditandai hambatan aliran udara, bersifat kronik dan progresif. Penyakit ini jika semakin lama akan semakin berat.

Untuk mendiagnosa PPOK, Aditya menyarankan orang-orang berkonsultasi ke dokter. Nantinya, dokter mengajukan beberapa pertanyaan, pemeriksaan dan melakukan tes spirometri.

Menurut dia, apabila ditemukan pada fase awal, PPOK dapat lebih mudah ditangani dan tidak berkembang ke tahapan yang lebih parah.

“PPOK adalah penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati, namun akan berbahaya jika tidak ditangani. Oleh karena itu sebaiknya kita rutin untuk memeriksakan kesehatan paru, hindari pajanan zat berbahaya, salah satunya dengan berhenti merokok,” kata dia.

Baca Juga :   Belajar dari Pandemi COVID-19, Ketersediaan Farmasi Harus Diutamakan

Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2002 memperlihatkan PPOK menempati urutan ke-3 setelah penyakit kardiovaskular dan kanker yang menjadi penyebab kematian di dunia.

Di Indonesia, diperkirakan sekitar 4,8 juta orang menderita PPOK dan angka ini bisa bertambah semakin banyaknya jumlah perokok, karena 90 persen penderita PPOK adalah perokok atau mantan perokok.(pia)

MIXADVERT JASAPRO