Mudik Dilarang, Duit Rp160 Triliun Bakal Numpuk di Jabodetabek

Ilustrasi

JagatBisnis.com –  Larangan mudik oleh pemerintah berdampak pada konsentrasi duit. Di Jakarta jumlah perantau sekitar mencapai 2,5 juta orang.

Sejak Corona melanda Maret 2020 jumlah pemudik memang menurun sekitar 99 persen. Kini dengan adanya larangan mudik tentunya perputaran uang hanya akan berkonsentrasi di Jabodetabek.

Perputaran duit pada Lebaran 2020 sekitar Rp 157,96 triliun atau turun 17,7% dari Rp 192 triliun pada tahun 2019. Untuk Lebaran 2021 sekitar Rp 140 triliun – Rp 160 triliun.

Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlison Hakim mengungkapkan, jumlah uang tunai layak edar yang disiapkan oleh bank sentral pada Ramadan dan Lebaran 2020 sebesar Rp 157,96 triliun.

Baca Juga :   Dulu Larangan Mudik Juga Pernah Terjadi

Jumlah tersebut turun 17,7% bila dibandingkan dengan posisi uang tunai layak edar Lebaran dan Ramadhan tahun 2019. Kala itu BI menyiapkan Rp 192 triliun.

Namun, untuk kebutuhan pada tahun 2021 ini, Marlison belum bisa memberi estimasi penyediaan uang dan layanan pemenuhan uang. Ini terjadi karena masih dalam tahap penyusunan oleh BI.

“Untuk informasi terkait rencana penyediaan uang dan layanan pemenuhan uang Lebaran 2021 sedang kami susun. Pada waktunya akan kami publikasikan. (Kira-kira) di bulan depan, akan kami infokan,” kata dia, Rabu (31/3/2021).

Baca Juga :   Larangan Mudik Kian Diperketat

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira sebelumnya memperkirakan, jumlah uang beredar di periode Lebaran tahun ini bisa berada di kisaran Rp 140 triliun hingga Rp 160 triliun.

Bhima khawatir, pembatasan mobilitas di masa Lebaran tahun ini akan menurunkan gairah konsumsi masyarakat. Bahkan, meski pemerintah sudah memberikan stimulus berupa bantuan langsung bagi masyarakat kelas bawah dan bantuan berupa relaksasi PPnBM mobil untuk masyarakat menengah atas.

Larangan mudik ini bisa diartikan hambatan terhadap mobilitas, khususnya kendaraan bermotor. Sehingga, orang-orang akan berpikir percuma untuk beli mobil tetapi tidak dipakai untuk bepergian.

Baca Juga :   Polda Metro Jaya Bakal Tutup Jalan Tikus ke Jakarta Selama Libur Lebaran

“Padahal, momentum untuk beli mobil baru atau bekas biasanya jelang mudik Lebaran. Jadi agak percuma beli mobil tapi hanya diparkir di garasi selama Lebaran,” ujar Bhima.

Kemudian, Bhima juga melihat larangan mudik akan menyebabkan efek konsentrasi uang hanya berputar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) dan tidak mengalir ke daerah-daerah.

Padahal biasanya momen Lebaran, uang bisa mengalir ke daerah-daerah karena orang yang mudik dari Jabodetabek akan melakukan konsumsi di daerah tempat asalnya, membeli oleh-oleh untuk dibawa pulang, rekreasi, hingga pemesanan penginapan.(HAB)

MIXADVERT JASAPRO