Metode Penangganan Anak Kanker di Masa Pandemi Cukup Sulit

JagatBisnis.com – Kanker merupakan salah satu penyakit kronis yang berpotensi tinggi mengakibatkan komplikasi serius akibat Covid-19. Di masa pandemi Covid-19, pasien kanker anak juga harus waspada karena lebih mudah terinfeksi virus corona dan dapat mengalami gejala yang parah. Apalagi, saat pandemi Covid-19, metode pengobatan kanker menjadi cukup sulit.

“Setiap pasien anak yang ingin melakukan pengobatan, harus dilakukan screening terlebih dahulu, begitu juga pihak yang menemani. Selain itu, penanganannya juga tetap mengedepankan protokol kesehatan, kata Kepala Staf Medis Fungsional Anak/Kepala Bidang Medis RS Kanker Dharmais, dr. Haridini Intan S. Mandi, dalam konferensi pers BNPB untuk memperingati Hari Kanker Anak Internasional, Jakarta, Senin (15/2/2021)

Dia menjelaskan, sejak munculnya virus Covid-19, Maret 2020 lalu hingga akhir tahun 2020, ada 6 pasien kanker yang dinyatakan positif Covid-19. Sedangkan, 2 bulan berlalu sejak berganti tahun, tercatat ada 4 pasien kanker yang dinyatakan positif Covid-19. Berarti ada peningkatan kasus positif.

Baca Juga :   Minum Air Putih Sangat Penting saat Berbuka Puasa

“Untuk perawatan anak yang menderita kanker dengan positif Covid-19, mau tidak mau harus menunda proses kemoterapi yang dilakukan. Padahal, seharusnya pengobatan kemoterapi tersebut rutin dilakukan setiap minggunya. Hal ini yang menyebabkan kanker yang dialami menjadi sulit disembuhkan karena dapat berkembang selama masa penyembuhan Covid-19,” ungkapnya.

Baca Juga :   9 Manfaat Terapi Lintah untuk Kesehatan

Sementara itu, Ketua Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI), Ira Soelistyo menambahkan, pandemi membuat banyak perubahan yang cukup mempersulit jalannya proses pengobatan pasien kanker. Biasanya YKAKI membuka secara umum untuk penderita yang ingin mendapat bantuan, tetapi saat ini untuk datang saja pasien harus mengecek status Covid-19 dahulu di rumah sakit baru boleh bergabung dengan pasien lainnya di YKAKI.

“Tidak hanya itu, pasien dan orangtua yang dinyatakan negatif dari Covid-19, juga tetap harus menjalani isolasi mandiri minimal 3 hari. Hal itu dilakukan untuk mencegah penularan yang terjadi kepada anak penderita kanker lainnya. Walaupun kondisi sulit, kami berharap orangtua bisa terus semangat mendampingi anak yang menderita kanker, terutama jika ia terpapar Covid-19 juga,” imbuhnya.

Baca Juga :   Stunting pada Anak Bukan Sekadar Masalah Nutrisi

Menurut dia, pandemi bukan menjadi penghalang untuk terus melakukan pengobatan. Hal yang utama adalah tetap mecegahnya dengan mematuhi protokol kesehatan yang diberlakukan. Jika pengobatan tetap dilakukan, peluang kesembuhan kanker kepada anak semakin tinggi juga.

“Orangtua harus tetap semangat, soalnya saat pandemi, buat dapat fasilitas kesehatan juga sulit. Jadi bagaimanapun harus tetap semangat agar peluang sembuhnya tinggi. Kalau anak dibiarkan tidak berobat secara rutin, kanker bisa meningkat dan berpotensi kematian. Untuk itu, tetap patuhi protokol kesehatan,“ tutupnya. (eva)

MIXADVERT JASAPRO