Laporan Korban Soal Dugaan Pelecehan Seks Pegawai KPI Sudah Dua Kali Ditolak Polisi

Ilustrasi korban bullying

JagatBisnis.com –  Perundungan dan pelecehan seks sesama jenis diduga terjadi di area kegiatan Komisi Pemancaran Republik Indonesia ataupun KPI. Laki- laki bernama samaran MS yang ialah karyawan KPI, berterus terang mengalami perundungan dan pelecehan seks sesama jenis ini sejak tahun 2011.

” Sejak dini aku kegiatan di KPI Pusat pada 2011, sudah tak terbatas berapa kali mereka melecehkan, memukul, memarahi, dan merundung tanpa dapat aku rival. Aku sendiri dan mereka banyak. Perendahan derajat aku dilakukan lalu menembus dan kesekian balik alhasil aku terhimpit dan sirna ayal ayal,” tutur MS dalam keterangan tertulisnya pada reporter, Rabu 1 September 2021

Perundungan dan pelecehan intim itu lalu terjadi hingga MS merasa tidak kokoh menyambut seluruh itu. MS setelah itu berupaya melaporkan peristiwa ini pada pihak kepolisian pada tahun 2019, tetapi Polisi tidak menanggapinya

Baca Juga :   Saat Lari Pagi, Perempuan Asal Bantul Jadi Sasaran Pelecehan Seksual

” Karena tak senang dan kerap sakit pada 2019 aku akhirnya berangkat ke Polsek Gambir untuk membuat informasi polisi. Tetapi aparat justru bilang,” Lebih bagus adonan dahulu saja ke pimpinan. Perkenankan dalam kantor yang menuntaskan.” Pak Kapolri, bukankah korban perbuatan kejahatan berkuasa memberi tahu dan Kepolisian harus memprosesnya?” Ucap MS

MS pasrah dan masih tetap bertugas semacam lazim walaupun ia sering menyambut perlakuan yang tidak mengasyikkan itu. Hingga pada akhirnya dirinya kerap sakit dan merasa terhina setiap saat.

” Pada 2020 aku kembali ke Polsek Gambir, berambisi informasi aku diproses dan para pelaku dipanggil untuk diperiksa. Tetapi di kantor polisi, aparat tidak menyangka narasi aku sungguh- sungguh dan justru mengatakan,” Demikian ini saja pak, mana nomor orang yang melecehkan ayah, supaya aku telepon orangnya.” Aku mau penanganan hukum, makanya aku memberi tahu polisi,” tutur MS

Baca Juga :   Polisi Bekuk Kuli Bangunan Predator Seks Anak di Tanjungpinang

” Tetapi mengapa informasi aku tidak di- BAP? Mengapa pelaku tak diperiksa? Mengapa beban aku dikecilkan? Bukankah seorang laki- laki pula mungkin jadi korban perundungan dan pelecehan intim? Aku tidak mau perantaraan ataupun penanganan kekeluargaan. Aku khawatir jadi korban menanggapi marah mereka, terlebih kita terletak dalam satu kantor yang membuat posisi aku rentan,” imbuh MS.

MS merasa bimbang pada siapa lagi Ia wajib mengadu, karena Ia merasa martabatnya sebagai pria dan suami sudah sirna.” Bayangkan, kemaluan aku dilecehkan, buah zakar aku bahkan dicoret dan difoto oleh para kawan kegiatan, tetapi seluruh itu dianggap perihal enteng dan pelaku masih leluasa berkeliaran di KPI Pusat. Aduhai Polisi, dimana kesamarataan dapat aku bisa?” Ucap MS

Baca Juga :   Hamili Adik Ipar, Pria di Bantul Ini Juga Cabuli Putri Kandungnya

MS amat kecewa dengan petugas kepolisian yang bukannya mengayomi dan melindungi, tetapi malah justru tidak menghiraukan laporannya.

” Apakah wajib jadi wanita dahulu biar polisi sungguh- sungguh mengerjakan permasalahan pelecehan yang aku natural? Apakah tangan aku wajib dibacok hingga putus ataupun perut aku diiiris berdarah dahulu terkini penganiayaan yang aku natural diperhatikan orang lain?” ucapnya.(pia)

MIXADVERT JASAPRO