Tekno  

Astronom Temukan Bintang Laba-laba di Bima Sakti

jagatBisnis.com — Astronot melaporkan telah menemukan bintang laba-laba di Bima Sakti. Para ilmuwan mengatakan bintang tersebut ditemukan dalam pengamatan dengan menggunakan teleskop Arecibo yang sekarang telah hancur di Puerto Rico. Bintang laba-laba adalah jenis pulsar milidetik atau bintang neutron yang bertindak seperti jam, berputar setidaknya sekali setiap 30 milidetik dan berkedip seperti mercusuar pada setiap rotasi.

Bintang neutron adalah inti kecil terkompresi dari bintang tua yang meledak, sering kali merobek materi dari bintang lain yang terkunci dalam orbit biner bersama mereka dan menggunakan dorongan materi yang jatuh itu untuk mencapai kecepatan pulsar.

Dikutip dari Space, bintang laba-laba adalah versi langka dan khusus dari bintang-bintang neutron. Bintang itu mengorbit begitu dekat dengan kawan biner mereka sehingga mereka meledakkan permukaannya, menghirup sejumlah besar materi, seperti laba-laba yang merobek anggota badan pasangannya dari tungkai.

Dalam makalah baru, para astronom mengidentifikasi tiga black widows dan redbacks di Bima Sakti. Mereka juga menemukan bintang laba-laba yang menentang kategorisasi, hampir seperti persilangan dua spesies.

Ketika bintang laba-laba telah mengurangi massa pendampingnya menjadi kurang dari sepersepuluh massa Matahari (biasanya 0,02 hingga 0,03 kali massa Matahari), bintang tersebut disebut black widows.

Sedangkan Redback memiliki teman yang lebih kuat yang memiliki lebih dari sepersepuluh massa matahari. Teman biner redback ini melewati antara bintang laba-laba dan Bumi secara berkala, menciptakan gerhana sementara. Teman black widows yang keriput biasanya tidak melakukan trik itu.

Diberitakan Live Science, astronom menduga bintang laba-laba itu persilangan antara black widows dan redback. Namun, para peneliti telah menamainya redback karena pendampingnya terkadang melampaui cahaya.

Selain itu, pendamping bintang itu memiliki massa setidaknya 0,055 kali massa matahari (mungkin lebih besar), yang akan cukup berat untuk janda hitam, meski cukup ringan untuk redback. Untuk saat ini, mekanisme pasti dari sistem tersebut masih menjadi misteri. Lebih dari itu, para astronom mengandalkan data yang dikumpulkan antara 2013 dan 2018 menggunakan teleskop radio Arecibo. (esa/*)

MIXADVERT JASAPRO