JagatBisnis.com – PT Bank Mega Syariah menargetkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 12,6 triliun atau tumbuh 14,97% secara tahunan (YoY) pada 2025. Untuk merealisasikan target tersebut, perseroan mengusung strategi agresif yang berfokus pada penguatan dana murah dan digitalisasi layanan.
Sekretaris Perusahaan Bank Mega Syariah, Hanie Dewita, menjelaskan bahwa salah satu kunci utama adalah strategi business to business to consumer (B2B2C). Strategi ini menyasar ekosistem institusi seperti lembaga pendidikan dan fasilitas kesehatan.
“Melalui pendekatan ini, kami tidak hanya menghimpun dana institusi, tetapi juga merangkul individu dalam ekosistem tersebut, seperti guru, tenaga medis, dan karyawan,” ujarnya.
Digitalisasi Dorong Pertumbuhan Dana Murah
Upaya digitalisasi juga menjadi fokus utama. Lewat aplikasi M-Syariah, nasabah kini bisa membuka rekening secara langsung dan mengakses produk Deposito Berkah Digital dengan lebih praktis.
Hasil dari inisiatif ini mulai terlihat. Hingga Mei 2025, DPK Bank Mega Syariah tercatat mencapai Rp 11,3 triliun, tumbuh 9,38% YoY dari Rp 10,3 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, dana murah tumbuh signifikan sebesar 25% YoY, menjadi Rp 3,64 triliun.
Kampanye GenHajj & MegaFirst Syariah Jadi Andalan
Salah satu strategi yang tengah digalakkan untuk menggenjot dana murah adalah kampanye GenHajj, yang mengajak masyarakat menabung haji sejak dini. Lewat produk Tabungan Haji iB, calon jemaah dapat membuka tabungan secara online via aplikasi M-Syariah.
Tak hanya menyasar segmen ritel, Bank Mega Syariah juga memperkuat segmen premium melalui layanan MegaFirst Syariah, sebuah layanan priority banking yang ditujukan bagi nasabah high net worth. Layanan ini menawarkan fasilitas eksklusif, seperti:
-
Akses lounge khusus
-
Safe deposit box
-
Pendampingan personal oleh relationship manager
Menjaga Likuiditas dan Pertumbuhan Berkelanjutan
“Langkah-langkah ini menjadi bagian dari upaya strategis kami dalam menjaga likuiditas yang sehat sekaligus mendukung pertumbuhan DPK secara berkelanjutan,” pungkas Hanie.
Dengan kombinasi pendekatan B2B2C, digitalisasi, dan layanan eksklusif untuk segmen premium, Bank Mega Syariah menunjukkan keseriusannya dalam memperkuat struktur pendanaan serta memperluas inklusi keuangan syariah di Indonesia. (Zan)