JagatBisnis.com – PT Bank KB Bukopin Tbk (KB Bank) terus menunjukkan langkah strategis dalam memperkuat fundamental dan mempercepat transformasi bisnis. Terbaru, KB Bank resmi melakukan divestasi sebagian besar kepemilikan sahamnya di anak usaha PT KB Bukopin Finance (KBBF).
Melalui perjanjian penjualan saham atau Sales and Purchase Agreement (SPA) yang diteken bersama JB Woori Capital pada 1 Juli 2025, KB Bank menjual 85% sahamnya di KBBF, dari sebelumnya menguasai 99,24%.
Wakil Direktur Utama KB Bank, Robby Mondong, mengatakan divestasi ini merupakan bagian dari strategi untuk memperkuat struktur permodalan dan mengarahkan fokus perseroan ke bisnis inti.
“Ini langkah strategis untuk memperkuat fokus bisnis utama dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan,” ujarnya.
Robby menegaskan bahwa aksi korporasi ini tidak akan mengganggu kegiatan operasional, aspek hukum, atau kondisi keuangan KB Bank. Sebaliknya, diharapkan dapat mendukung efisiensi pengelolaan sumber daya dan keberlanjutan pertumbuhan.
Suntikan Modal Rp 3 Triliun dari Induk Usaha
Tak hanya melepas anak usaha, KB Bank juga mendapatkan dukungan modal signifikan dari induknya, KB Kookmin Bank Co. Ltd., berupa Pinjaman Subordinasi Perpetual senilai Rp 3 triliun.
Dana tersebut dirancang sebagai Modal Inti Tambahan (Additional Tier-1 Capital) dan diharapkan dapat diakui secara resmi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mulai Juni 2025.
“Dana ini memperkuat permodalan kami dan memberikan ruang lebih luas untuk bertumbuh. Ini juga mencerminkan kepercayaan induk usaha terhadap prospek KB Bank,” ujar Robby.
Kinerja Berbalik Positif, Target Laba Bersih 2025
Di tengah tekanan global, KB Bank mencatatkan kinerja keuangan yang membaik. Hingga Mei 2025, bank ini berhasil membukukan laba, membalikkan posisi rugi yang terjadi pada periode sama tahun lalu. Hal ini mencerminkan efektivitas strategi transformasi dan penguatan fundamental yang dijalankan.
Portofolio kredit KB Bank juga tumbuh sekitar 4%–5% yoy, ditopang oleh segmen ritel dan wholesale, termasuk kontribusi bisnis Korean Link. Sementara itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) tetap terjaga, terutama pada segmen CASA yang naik sekitar 17–18% dan berhasil mendorong rasio CASA menembus 30%.
“Kami menetapkan 2025 sebagai momentum kebangkitan. Target utama kami adalah membukukan laba bersih di akhir tahun, baik dari sisi operasional maupun efisiensi biaya dana,” pungkas Robby.
Dengan serangkaian langkah strategis ini, KB Bank semakin memperkuat pijakannya sebagai institusi keuangan yang solid, efisien, dan fokus pada pertumbuhan jangka panjang. (Zan)