Ekbis  

Saham Krakatau Steel (KRAS) Disuspensi BEI Usai Melejit 132%, Ini Kata Analis

JagatBisnis.com – Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menghentikan sementara perdagangan saham PT Krakatau Steel Tbk. (KRAS) pada Selasa, 1 Juli 2025. Suspensi ini dilakukan menyusul lonjakan harga saham KRAS yang dianggap terlalu signifikan dan berpotensi menciptakan volatilitas pasar.

Suspensi berlaku sejak sesi I perdagangan hari ini. Saham KRAS tercatat melonjak hingga 83,58% secara bulanan dan meningkat 132,07% secara year-to-date (YtD), ditutup pada level Rp 246 pada Senin, 30 Juni 2025. Namun, manajemen KRAS belum memberikan keterangan resmi terkait lonjakan tajam harga saham tersebut.

Kinerja Keuangan Masih Dalam Tekanan

Meski harga saham KRAS mencatatkan reli tajam, secara fundamental perseroan masih menghadapi sejumlah tantangan. Mengacu pada laporan keuangan kuartal I-2025, Krakatau Steel mencatatkan rugi bersih sebesar US$ 46,91 juta—naik 60,98% dibanding rugi US$ 29,14 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Beban bunga juga meningkat 10,23% menjadi US$ 32,82 juta.

Indy Naila, analis dari Edvisor Profina Visindo, menilai lonjakan harga saham KRAS lebih dipicu sentimen pasar dan bukan perbaikan fundamental. “Masih harus ada pemulihan dari sisi beban bunga dan juga laba bersih,” ujarnya.

Harapan dari Proyek dan Kebijakan Pemerintah

Meski mencatat kerugian, KRAS tetap memiliki katalis positif yang menarik perhatian pasar. Salah satunya adalah kerja sama ekspor dengan Vietnam Steel Corporation untuk pengiriman Hot Rolled Coil (HRC) sebanyak 120.000 ton dalam satu tahun ke depan. Kebijakan pemerintah yang pro terhadap industri baja juga menjadi faktor pendukung.

Indy menilai, proyek-proyek KRAS yang ditopang oleh kebijakan ekspor-impor dari pemerintah bisa meningkatkan permintaan ke depan. Namun, investor tetap perlu mencermati sejumlah risiko seperti restrukturisasi utang perusahaan dan perkembangan harga baja global yang dapat mempengaruhi margin.

Rekomendasi Saham KRAS

Melihat volatilitas harga yang tinggi, Indy merekomendasikan strategi buy on weakness pada level Rp 126. “Sentimen pasar masih positif, tapi investor harus realistis terhadap kondisi keuangan dan struktur utang perusahaan,” tuturnya.

Suspensi saham KRAS menjadi pengingat bahwa pergerakan harga ekstrem perlu diimbangi dengan kehati-hatian dan pemahaman mendalam terhadap kondisi fundamental emiten. (Mhd)