JagatBisnis.com – Jakarta – PT Pertamina International Shipping (PIS) membukukan kinerja keuangan gemilang sepanjang tahun 2024. Pendapatan perusahaan mencapai US$3,48 miliar, naik 4,48% dibanding tahun sebelumnya. Lonjakan paling mencolok terjadi pada laba bersih yang tumbuh tajam sebesar 69,31%, dari US$329,9 juta pada 2023 menjadi US$558,6 juta di 2024.
Capaian ini tak lepas dari strategi transformasi bisnis yang terus dijalankan secara konsisten, termasuk ekspansi armada dan penetrasi pasar internasional.
“Kinerja keuangan PIS yang positif ini membuktikan bahwa transformasi bisnis yang kami usung berada di jalur yang tepat, dan memperkuat posisi PIS sebagai salah satu pemain logistik maritim terkemuka di Asia,” ujar Corporate Secretary PIS, Muhammad Baron, Kamis (26/6).
Baron juga menambahkan, pertumbuhan ini tidak hanya mencerminkan kemajuan korporasi, tetapi juga memperbesar kontribusi perusahaan dalam menjaga ketahanan energi nasional.
Ekspansi Armada dan Distribusi Energi Nasional
Sepanjang 2024, PIS telah mendistribusikan sekitar 161 miliar liter energi, termasuk BBM dan LPG, ke seluruh wilayah Indonesia menggunakan armada kapal berstandar internasional. Tahun ini menjadi tonggak penting dengan penambahan 10 kapal tanker baru, termasuk empat kapal Very Large Gas Carrier (VLGC) dan enam kapal lainnya yang dinamai sesuai wilayah Indonesia.
Dengan tambahan tersebut, total armada PIS kini mencapai 102 kapal—menandai pertama kalinya dalam sejarah Pertamina, jumlah armada menembus angka 100 unit.
“PIS terus memperkuat armada dan kapasitas angkutan domestik untuk mendukung peningkatan permintaan energi dan mewujudkan kemandirian energi nasional,” lanjut Baron.
Menembus Pasar Global, Naikkan Pendapatan Internasional
Tak hanya fokus pada pasar dalam negeri, PIS juga memperluas jaringan pelayaran internasional secara agresif. Hingga akhir 2024, perusahaan mengoperasikan kapal di 65 rute internasional, meningkat drastis dari hanya 11 rute pada 2021.
Ekspansi ini diperkuat dengan pembukaan tiga kantor cabang internasional di Singapura, Dubai, dan London melalui anak usaha PIS Asia Pacific. Hasilnya, pendapatan non-captive—yang berasal dari mitra di luar grup Pertamina—melonjak dari 4% pada 2021 menjadi 19% di 2024. Ini menjadi bukti meningkatnya kepercayaan pasar global terhadap kualitas layanan PIS.
6.000 SDM Maritim dan Komitmen Jangka Panjang
PIS saat ini didukung oleh sekitar 6.000 perwira kapal, termasuk pelaut Indonesia yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran distribusi energi nasional. Perusahaan juga aktif mengembangkan kompetensi SDM melalui pelatihan dan sertifikasi standar internasional, guna mendorong daya saing pelaut Indonesia di rute global.
“Transformasi bisnis yang kami jalankan tidak hanya meningkatkan efisiensi, tapi juga memberi dampak nyata bagi penguatan industri maritim nasional dan pertumbuhan ekonomi dalam negeri,” tutup Baron. (Mhd)