JagatBisnis.com – PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) berkomitmen memenuhi ketentuan kepemilikan saham publik (free float) minimal 7,5%. Saat ini, kepemilikan publik baru mencapai 1,56%.
Sekretaris Perusahaan Bank Maspion, Iwan Djayawasita, menyatakan bahwa Kasikornbank Group selaku pemegang saham pengendali siap melepas sebagian kepemilikannya. “Ada satu investor asing dari Jepang yang sudah final, sementara beberapa calon lokal masih menjalani proses due diligence,” ungkap Iwan pada Selasa (27/5).
Pencarian investor strategis dilakukan bukan hanya untuk memenuhi aturan, melainkan juga untuk menghadirkan mitra yang memiliki visi sejalan dalam mengembangkan Bank Maspion. Proses ini membutuhkan waktu, namun Iwan menegaskan bahwa target pemenuhan free float akan tercapai dalam waktu dekat.
Sebagai informasi, Kasikornbank Group resmi menjadi pengendali BMAS pada April 2023 dengan kepemilikan 84,55%. Sesuai aturan, kewajiban pemenuhan free float harus diselesaikan maksimal dua tahun setelah aksi tender offer wajib.
Fokus Ekspansi Kredit dan Perbaikan Kualitas Aset
Direktur Utama Bank Maspion, Kasemsri Charoensiddhi, menyatakan bahwa pihaknya akan mendorong ekspansi kredit di tahun 2025. Dengan capital adequacy ratio (CAR) sebesar 44,5% per Maret 2025, ruang untuk ekspansi masih sangat terbuka.
“Tahun ini kami menargetkan pertumbuhan kredit sejalan dengan industri,” kata Kasemsri. Salah satu strateginya adalah memperluas kemitraan dengan BPR dan mempererat hubungan dengan nasabah.
Per Maret 2025, portofolio kredit BMAS tercatat sebesar Rp 14,3 triliun, turun dari Rp 16,4 triliun di akhir 2024. Penurunan ini merupakan bagian dari strategi bersih-bersih aset, yang terbukti efektif dengan penurunan rasio kredit bermasalah (NPL) dari 3,26% ke 1,16%.
DPK Naik, NPL Terkendali, dan Target Laba Positif
Di sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) naik dari Rp 13,2 triliun menjadi Rp 15,1 triliun per Maret 2025. Bank juga mendorong pertumbuhan DPK lewat layanan perbankan mobile untuk memperkuat posisi sebagai bank transaksi.
Bank Maspion turut memperkuat manajemen risiko dengan meningkatkan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) terhadap NPL, yang awalnya di bawah 40%. Targetnya, angka ini akan mendekati rata-rata industri di kisaran 200%.
Langkah peningkatan pencadangan berdampak pada kinerja keuangan, dengan kerugian bersih sebesar Rp 247 miliar pada 2024. Namun, Kasemsri optimistis, kinerja bottom line membaik. “Kuartal I tahun ini kami sudah mencatat laba Rp 30 miliar, dan targetnya tahun ini akan kembali mencetak profit,” ujarnya.
Ke depan, Kasikornbank Group juga terbuka menambah modal apabila CAR saat ini sudah dimanfaatkan optimal untuk mendukung pertumbuhan kredit. (Mhd)