Ekbis  

CUAN Lakukan Stock Split 1:10, Saham Makin Terjangkau, Investor Makin Ramai?

CUAN Lakukan Stock Split 1:10, Saham Makin Terjangkau, Investor Makin Ramai?

JagatBisnis.com – Emiten energi yang terafiliasi dengan konglomerat Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), berencana melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split dengan rasio 1:10. Rencana ini diumumkan melalui keterbukaan informasi pada Selasa (20/5).

Melalui aksi korporasi ini, nilai nominal saham CUAN yang semula Rp 200 per lembar akan berubah menjadi Rp 20. Alhasil, jumlah saham yang beredar pun melonjak dari sekitar 11,24 miliar menjadi 112,41 miliar saham.

Manajemen CUAN menyebutkan bahwa langkah ini didorong oleh peningkatan signifikan kinerja keuangan perusahaan sejak IPO pada 2023. Lonjakan performa ini turut tercermin pada harga saham yang meroket dalam waktu singkat.

“Stock split ini diharapkan membuat harga saham CUAN lebih terjangkau, sehingga memperluas partisipasi investor dan meningkatkan likuiditas perdagangan saham di pasar,” ujar manajemen dalam keterbukaan informasi.

Investor Lebih Aktif, Tapi Valuasi Tetap Jadi Tantangan

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina, menilai bahwa langkah ini akan berdampak positif terhadap likuiditas saham CUAN. Namun, ia mengingatkan bahwa stock split tidak serta-merta memperbaiki valuasi perusahaan.

“Bid-offer CUAN memang belum setebal emiten lainnya. Stock split akan membantu likuiditas, tetapi belum tentu menurunkan valuasi saham yang saat ini tergolong mahal,” jelas Martha dalam presentasinya.

Ia mencatat bahwa hingga akhir 2024, Price to Earnings (PE) ratio CUAN masih di bawah 30 kali—relatif menarik dibandingkan pertumbuhan laba perusahaan.

Laba Naik Tajam di 2024, Tapi Tertekan di Awal 2025

Dari sisi fundamental, CUAN mencatat lonjakan laba bersih sebesar 929,28% YoY pada 2024, dari US$ 15,62 juta menjadi US$ 160,78 juta. Namun, di kuartal I-2025, performa CUAN mulai melambat. Per Maret 2025, laba bersih anjlok 94,34% YoY menjadi hanya US$ 1,7 juta.

Martha menilai beban utang yang cukup besar menjadi salah satu penyebab tertekannya kinerja kuartalan tersebut.

“CUAN masih tergolong growth company. Tapi pertumbuhan yang fantastis juga membawa tantangan, seperti valuasi tinggi dan sensitivitas terhadap beban utang,” tutupnya.

Dengan langkah stock split ini, CUAN berharap dapat menjangkau lebih banyak investor ritel dan meningkatkan daya tarik sahamnya di pasar modal. Namun, investor tetap perlu mencermati kinerja fundamental dan prospek ke depan secara lebih komprehensif. (Mhd)