JagatBisnis.com – Jakarta – PT Asuransi Ciputra Indonesia (Ciputra Life) membukukan pendapatan premi dari lini asuransi jiwa kredit sebesar Rp 125 miliar hingga April 2025. Jumlah tersebut tercatat menurun 25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Presiden Direktur Ciputra Life, Hengky Djojosantoso, menjelaskan bahwa penurunan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal, khususnya ketidakpastian ekonomi global dan domestik yang berdampak pada daya beli dan minat masyarakat untuk mengajukan kredit.
“Kondisi ini membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam mengambil kredit, terutama untuk pembelian properti dan kendaraan. Hal ini juga direspons oleh bank dan lembaga pembiayaan dengan lebih selektif menyalurkan pinjaman karena meningkatnya potensi risiko kredit macet,” ujar Hengky, Jumat (16/5).
Tetap Optimistis Tumbuh Dua Digit
Meski menghadapi tekanan di awal tahun, Ciputra Life tetap optimistis menargetkan pertumbuhan premi di atas 10% hingga akhir 2025. Saat ini, perusahaan telah bekerja sama dengan lebih dari 20 bank dan perusahaan pembiayaan untuk memasarkan produk asuransi jiwa kredit.
Untuk mencapai target tersebut, Ciputra Life menyiapkan dua strategi utama, yakni:
-
Pengembangan produk – melakukan inovasi agar lebih relevan dengan kebutuhan nasabah.
-
Peningkatan layanan – mempercepat transformasi digital, seperti melalui layanan e-polis, e-claim, dan aplikasi berbasis digital untuk memperkuat kenyamanan pelanggan.
Dukungan terhadap Kebijakan Pemerintah
Hengky juga menyambut baik berbagai inisiatif pemerintah yang dinilai akan memperkuat daya beli masyarakat, seperti insentif PPh 21 yang ditanggung pemerintah bagi pekerja berpenghasilan di bawah Rp 10 juta di sektor padat karya.
“Kami mendukung penuh langkah-langkah strategis pemerintah dalam meningkatkan konsumsi dan investasi, yang diharapkan secara tidak langsung mendorong permintaan terhadap produk-produk asuransi jiwa,” ujarnya. (Zan)