JagatBisnis.com – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memulai tahun 2025 dengan hasil yang menggembirakan. Di bulan Februari, bank syariah terbesar di Indonesia ini berhasil mencatatkan laba bersih yang mengesankan, mengalahkan beberapa bank milik negara lainnya dalam hal pertumbuhan laba.
Per Februari 2025, BSI mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 1,16 triliun, yang menunjukkan peningkatan sekitar 10% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Meski ada sedikit penurunan pada laju pertumbuhan laba jika dibandingkan dengan Januari 2025, di mana laba BSI berhasil naik hingga 15% secara tahunan menjadi Rp 590 miliar, pencapaian ini tetap menunjukkan arah yang positif bagi bank ini.
Pada periode Januari-Februari 2025, BSI juga berhasil membukukan pendapatan setelah distribusi bagi hasil sebesar Rp 3,01 triliun, meningkat dari Rp 2,79 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, pendapatan berbasis komisi atau fee mengalami kenaikan signifikan sebesar 71,05% secara tahunan, mencapai Rp 516,73 miliar.
Namun, seperti halnya banyak bank besar lainnya, BSI juga mencatatkan kenaikan pada beban provisi. Pada periode yang sama, beban provisi bank ini tercatat sebesar Rp 487,25 miliar, naik 26,62% dibandingkan dengan tahun lalu.
Dalam hal pembiayaan, BSI terus menunjukkan kemajuan dengan menyalurkan pembiayaan senilai Rp 282,05 triliun di dua bulan pertama tahun ini. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan total pembiayaan di periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp 241,73 triliun.
Total Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI juga mengalami kenaikan, tercatat sebesar Rp 318,99 triliun, atau naik sekitar 10% secara tahunan.
Meski demikian, pergerakan saham BSI tidak sejalan dengan kinerja keuangannya. Saham bank ini tercatat mengalami koreksi sebesar 14,29% year to date, dan saat ini diperdagangkan di level Rp 2.340 per saham.
Dengan hasil positif di awal tahun ini, BSI menunjukkan komitmennya untuk terus berkembang meskipun menghadapi tantangan di pasar saham. (Mhd)