Ekbis  

DOID Targetkan Akuisisi Dawson Complex Tuntas pada Kuartal II-2025 untuk Perkuat Posisi di Industri Batubara

DOID Targetkan Akuisisi Dawson Complex Tuntas pada Kuartal II-2025 untuk Perkuat Posisi di Industri Batubara

JagatBisnis.com – PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID) tengah mempersiapkan diri untuk menyelesaikan akuisisi terhadap Dawson Complex, salah satu tambang batubara metalurgi terbesar di Australia, pada kuartal II-2025. Langkah ekspansi anorganik ini bertujuan untuk memberikan DOID kontrol pengendalian atas aset strategis di pasar global.

Direktur BUMA Internasional Grup, Iwan F. Salim, mengungkapkan bahwa saat ini proses akuisisi tersebut tengah menunggu persetujuan dari otoritas pemerintah Australia. “Kami perkirakan dalam enam bulan sejak November 2024, proses ini akan selesai. Itu adalah waktu yang wajar untuk proses ini,” ujar Iwan dalam media meeting yang diadakan pada Senin (24/3).

Sebagai pengingat, pada 25 November 2024 lalu, DOID melalui anak usahanya, PT Bukit Makmur Internasional (BUMA International), telah menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi 51% saham di Dawson Complex milik Peabody Energy Corporation. Nilai transaksi akuisisi tersebut mencapai US$ 455 juta.

Baca Juga :   BUMA Internasional Grup (DOID) Targetkan Akuisisi Dawson Complex Tuntas pada Kuartal II-2025

Akuisisi ini akan dibiayai melalui cadangan kas perusahaan, fasilitas sindikasi bank, serta penjaminan kewajiban rehabilitasi. Biaya akuisisi terdiri dari pembayaran tunai sebesar US$ 355 juta di muka dan sisa pembayaran US$ 100 juta dalam bentuk kas yang akan dibayar dalam jangka waktu hingga empat tahun setelah penyelesaian transaksi.

Meningkatkan Kinerja dengan Akuisisi Strategis

Akuisisi Dawson Complex ini menjadi bagian dari strategi ekspansi anorganik yang dilakukan DOID pada 2024, yang juga melibatkan pengambilalihan tambang di Amerika Serikat dan Australia. Selain Dawson Complex, DOID telah berhasil menyelesaikan akuisisi Atlantic Carbon Group, Inc. (ACG) serta melakukan penyertaan saham 19,9% pada 29Metals Limited.

ACG mengelola tambang antrasit Ultra-High-Grade (UHG) di Pennsylvania, AS, yang merupakan komoditas penting dalam produksi baja karbon rendah. Sedangkan 29Metals Limited adalah perusahaan tambang tembaga dan seng asal Australia. Total nilai transaksi untuk ketiga akuisisi ini mencapai angka signifikan, dengan ACG dibeli seharga US$ 122,4 juta dan 29Metals Limited senilai AUD 62 juta.

Baca Juga :   PT Delta Dunia Makmur Tbk Resmi Berganti Nama Menjadi PT Buma Internasional Grup Tbk

Iwan optimistis, langkah agresif dalam ekspansi anorganik ini akan memperkuat kinerja dan mendukung pertumbuhan jangka panjang DOID. Namun, ia belum mengungkapkan proyeksi kinerja keuangan setelah akuisisi-akuisisi tersebut terkonsolidasi.

“Kontribusi terhadap pendapatan dan laba DOID bergantung pada dinamika harga komoditas. Kami tidak dapat memprediksi harga ke depan, tetapi kami percaya bahwa akuisisi ini akan membuat kami lebih kuat dibandingkan sebelumnya,” ujar Iwan.

Proyeksi Pendapatan dan Diversifikasi Sumber Pendapatan

Dengan bergabungnya ACG, pendapatan Grup DOID diperkirakan akan meningkat sekitar US$ 120 juta hingga US$ 130 juta per tahun dari 2024 hingga 2028, asalkan harga antrasit UHG berada pada level sekitar US$ 250 per ton. Iwan juga berharap Dawson Complex dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pendapatan perusahaan, dengan proyeksi pada masa-masa puncak harga batubara metalurgi, seperti pada 2021-2023, Dawson Complex mampu menghasilkan sekitar AUD 2,5 miliar.

Baca Juga :   Buma Internasional Ekspansi ke Australia dengan Pendirian Empat Anak Perusahaan Baru

Meskipun harga batubara saat ini tidak sebaik beberapa tahun lalu, Iwan tetap yakin bahwa akuisisi ini akan berdampak positif bagi pertumbuhan pendapatan perusahaan. “Kami memperkirakan dampak dari akuisisi Dawson Complex akan signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan kami,” ujar Iwan.

DOID juga berencana untuk terus melakukan diversifikasi pendapatan, dengan fokus pada pengembangan bisnis non-batubara thermal. Iwan menegaskan, perusahaan berharap pada tahun 2028, proporsi pendapatan dari segmen non-batubara thermal dapat menyentuh 50%, mendekati target keseimbangan antara pendapatan batubara thermal dan non-batubara thermal.

“Kami akan terus mencari peluang akuisisi yang mendiversifikasi pendapatan kami lebih jauh, agar perusahaan dapat berkembang lebih seimbang di masa depan,” tandas Iwan. (Mhd)