JagatBisnis.com – PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mencatatkan raihan nilai kontrak baru sebesar Rp 1,25 triliun per Januari 2025, yang baru memenuhi 4,4% dari target perolehan kontrak tahun ini sebesar Rp 28,44 triliun. Meskipun demikian, perusahaan optimistis dapat mencapai target kinerja yang telah ditetapkan pada kuartal I tahun 2025.
Sekretaris Perusahaan PTPP, Joko Raharjo, menyampaikan bahwa saat ini PTPP tengah mengerjakan 83 proyek yang sedang berjalan. “Kami percaya dapat memenuhi target kontrak dengan menyelesaikan proyek-proyek yang sudah berjalan dengan baik,” ujarnya.
PTPP juga terus berkomitmen untuk menyelesaikan proyek-proyek besar di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Hingga Januari 2025, PTPP terlibat dalam 13 proyek di IKN, dengan beberapa proyek utama telah selesai dengan progres 100%, antara lain Proyek Tol IKN Segmen 3B, Gedung Kantor Presiden, Istana Negara, dan Lapangan Upacara, Gedung Kemensetneg, serta Akses Masjid IKN.
Namun, ada tujuh proyek lainnya yang masih dalam pengerjaan, seperti Sumbu Kebangsaan Sisi Barat Tahap 2 yang sudah mencapai 91,12%, Proyek Tol IKN Segmen 3B Tahap 2 dengan progres 54,58%, serta Sisi Udara Bandara VVIP IKN yang progresnya mencapai 88,44%. Selain itu, proyek seperti West Residence, Rusun ASN1, Komplek Perkantoran BI, dan Kantor PUPR Wing 2 juga sedang berjalan dengan progres yang bervariasi.
Joko Raharjo juga menambahkan bahwa hingga saat ini, PTPP belum menerima proyek baru di IKN untuk tahun 2025.
Dengan target pertumbuhan raihan kontrak sebesar 5% dibandingkan tahun sebelumnya, PTPP akan fokus pada proyek-proyek gedung yang diperkirakan menyumbang 31,19% dari total nilai kontrak tahun ini. Sektor jalan dan jembatan akan berkontribusi sebesar 26,47%, sementara proyek pelabuhan diprediksi menyumbang 12,95%.
“Kami berkomitmen untuk menyelesaikan setiap proyek sesuai dengan target yang ditetapkan, menjaga standar kualitas dan keamanan, serta mengutamakan prinsip risk management dan keberlanjutan,” tambah Joko.
Sebagai informasi, PTPP berhasil meraih nilai kontrak baru sebesar Rp 27,09 triliun pada tahun 2024, di mana sekitar 44% berasal dari proyek pemerintah, 29% dari BUMN, dan 27% dari sektor swasta. (Mhd)