JagatBisnis.com – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengumumkan telah menandatangani kontrak dengan PT Petrosea Tbk (PTRO) terkait pekerjaan pengadaan dan konstruksi pembangunan tambang Blok Pomalaa di Sulawesi Tenggara. Kontrak ini bernilai Rp 2,8 triliun dengan durasi 24 bulan, yang dimulai pada 3 Juli 2024 dan akan berakhir pada 2 Juli 2026.
Sekretaris Perusahaan Vale Indonesia, Wiwik Wahyuni, menjelaskan bahwa PT Petrosea memenangkan kontrak ini setelah melalui proses lelang yang ketat. Pembayaran untuk kontrak tersebut akan dilakukan berdasarkan capaian atau progres pekerjaan yang berhasil diselesaikan oleh PTRO setiap bulannya.
Pembangunan Infrastruktur Tambang Pomalaa
Dalam lingkup kontrak ini, PTRO akan bertanggung jawab atas pembangunan berbagai infrastruktur tambang, termasuk pembangunan jalan, area penimbunan, pengelolaan air, dan pekerjaan tanah lainnya yang mendukung pengembangan Tambang Pomalaa. Area tambang Pomalaa sendiri merupakan bagian dari Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) milik Vale Indonesia.
“Kontrak ini adalah bagian dari persiapan infrastruktur awal sebelum proses penambangan dimulai, yang pada gilirannya dapat meningkatkan potensi pendapatan bagi Vale Indonesia,” kata Wiwik dalam keterbukaan informasi pada Selasa (18/2). Setelah tahap pengadaan dan konstruksi ini selesai, PT Vale Indonesia akan memulai aktivitas penambangan di blok Pomalaa.
Pencapaian PT Petrosea Tbk
Sebelumnya, PT Petrosea mengumumkan bahwa perusahaan ini mencatatkan backlog kontrak terbesar dalam sejarahnya, dengan total nilai perolehan kontrak sebesar Rp 64,3 triliun hingga akhir 2024. Salah satu kontrak signifikan yang didapat adalah perjanjian dengan PT Vale Indonesia untuk pembangunan tambang Blok Pomalaa dengan nilai kontrak Rp 2,8 triliun.
Selain kontrak dengan Vale, PT Petrosea juga meraih beberapa kontrak besar lainnya, di antaranya perjanjian jasa pertambangan dengan PT Pasir Bara Prima senilai Rp 17,4 triliun yang berlaku sepanjang masa tambang, serta perjanjian Onshore Early Works EPC dengan nilai kontrak Rp 4,6 triliun untuk proyek Tangguh EGR/CCUS & Onshore Compression. (Zan)