Ekbis  

Merdeka Group Siapkan Ekspansi Ambisius untuk Emas, Tembaga, dan Nikel di 2025

Merdeka Group Siapkan Ekspansi Ambisius untuk Emas, Tembaga, dan Nikel di 2025

JagatBisnis.com – Grup Merdeka, melalui PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), terus mempersiapkan sejumlah rencana ekspansi untuk mendongkrak kinerja produksi mereka di tahun 2025, dengan fokus pada komoditas emas, tembaga, dan nikel.

Produksi Emas Turun, Namun Target Tetap Ambisius

Untuk komoditas emas, MDKA menargetkan produksi sebanyak 100.000 hingga 110.000 ons troi pada 2025, mengalami penurunan sekitar 5,06% hingga 13,69% dibandingkan dengan tahun 2024. Pada tahun lalu, MDKA berhasil memproduksi 115.867 ons troi, meskipun ini menunjukkan penurunan 16,44% dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebesar 138.666 ons troi. Penurunan produksi ini diakibatkan oleh kadar emas yang lebih rendah di tambang Tujuh Bukit, yang saat ini sedang memasuki tahap transisi menjelang operasional tambang tembaga.

Produksi Tembaga: Target Moderat di 2025

Sementara itu, untuk sektor tembaga, MDKA menargetkan produksi dalam rentang 11.000 hingga 13.000 ton tembaga pada tahun 2025. Produksi tembaga tahun 2024 tercatat sebesar 13.902 ton, dengan kenaikan 9,41% dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebanyak 12.706 ton. Produksi tembaga MDKA saat ini masih mengandalkan tambang Tembaga-Pirit Wetar, namun rencana besar tetap diarahkan pada pengembangan tambang Tujuh Bukit.

Baca Juga :   Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) Rencanakan Private Placement untuk Penguatan Modal dan Ekspansi Bisnis

Merdeka Battery Materials: Fokus pada Nikel dan Pengembangan Hilirisasi

Di sisi lain, MBMA mencatatkan kinerja operasional yang solid, terutama dari tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM), yang memproduksi 3,4 juta wet metric ton (wmt) limonit dan 3 juta wmt saprolit pada kuartal IV 2024. Untuk tahun 2025, MBMA menargetkan pengiriman bijih saprolit sebanyak 6 juta hingga 7 juta wmt dan produksi nikel dalam Nickel Pig Iron (NPI) sekitar 80.000 hingga 87.000 ton.

MBMA juga telah berhasil meningkatkan kapasitas produksinya melalui operasional pabrik-pabrik penting, seperti Pabrik AIM (Acid, Iron, Metal) dan Pabrik Asam, yang telah beroperasi penuh pada 2024. Pada Desember 2024, PT ESG New Energy Material (PT ESG) berhasil memproduksi mixed hydroxide precipitate (MHP) pertama mereka, sebuah bahan penting dalam hilirisasi nikel untuk bahan baku baterai.

Baca Juga :   PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) Catat Kinerja Gemilang di Semester I-2024

Proyek Ekspansi yang Menjanjikan

MDKA dan MBMA terus mengembangkan proyek-proyek strategis mereka. Proyek besar MDKA yang sedang berjalan adalah tambang Emas Pani dan tambang tembaga Tujuh Bukit. Proyek Emas Pani telah mencapai progres 33% pada akhir 2024, dengan produksi emas pertama diharapkan dapat dimulai pada awal 2026. Selain itu, MDKA juga terus mengembangkan tambang tembaga Tujuh Bukit dengan pengeboran dan eksplorasi lebih lanjut.

Kinerja Saham yang Landai Meski Operasional Kuat

Meski mencatatkan kinerja operasional yang solid, pergerakan saham MDKA dan MBMA mengalami stagnasi. Pada Jumat (7/2), saham MDKA ditutup melemah 0,70% ke harga Rp 1.420 per saham, sementara saham MBMA sedikit bergerak naik sebesar 1,62% menjadi Rp 376 per saham. Secara year-to-date, kedua saham ini mengalami penurunan masing-masing sebesar 12,07% dan 17,90%.

Baca Juga :   PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) Laksanakan RUPSLB dan Setujui Aksi Private Placement

Analis mengamati bahwa meskipun kedua perusahaan memiliki fundamental yang kuat, kinerja saham mereka masih dipengaruhi oleh dinamika pasar dan fluktuasi harga komoditas global, terutama harga nikel. Beberapa analis menyarankan untuk melihat perkembangan pasar lebih lanjut sebelum membuat keputusan investasi.

Kesimpulan

Merdeka Group tetap berfokus pada ekspansi dan pengembangan operasi mereka di sektor emas, tembaga, dan nikel. Meskipun ada tantangan di pasar, seperti fluktuasi harga komoditas dan dinamika pasar global, ekspansi ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara signifikan pada tahun 2025 dan seterusnya. (Mhd)