JagatBisnis.com – PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), salah satu emiten rumah sakit terkemuka di Indonesia, menargetkan pertumbuhan kinerja dua digit pada tahun 2025. Hingga kuartal III-2024, MIKA telah membukukan laba bersih sebesar Rp 873 miliar, mengalami kenaikan 27% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat Rp 686 miliar.
Kenaikan laba ini seiring dengan pendapatan bersih yang tercatat meningkat 14,6% menjadi Rp 3,61 triliun hingga September 2024. Untuk mewujudkan target pertumbuhan tersebut pada 2025, MIKA berfokus pada inovasi dan pengembangan layanan medis di berbagai cabang rumah sakitnya.
Salah satu langkah inovatif yang dilakukan oleh MIKA adalah pengenalan teknologi canggih, seperti SOMATOM Force CT System, yang pertama kali dihadirkan oleh Mitra Keluarga di Indonesia. Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading menjadi yang pertama memanfaatkan teknologi CT Scan terbaru ini, dan kini, MIKA tengah mengembangkan ekspansi teknologi ini ke Surabaya.
Christina Dian Anggraeni, Chief Operating Officer (COO) Mitra Keluarga Group, menjelaskan, “Surabaya dipilih karena memiliki pusat unggulan medis yang serupa dengan Kelapa Gading, sehingga sangat mendukung perkembangan layanan kami di sana.”
Selain itu, MIKA juga baru saja meluncurkan Ear and Hearing Center di Kelapa Gading. Pusat layanan ini menjadi pilihan utama bagi pasien yang membutuhkan pemasangan alat bantu dengar, termasuk teknologi implant terbaru. Menurut Christina, tujuan MIKA adalah untuk menyediakan layanan yang lebih maju dan terjangkau bagi masyarakat, khususnya bagi penderita gangguan pendengaran.
Tidak hanya itu, MIKA juga tengah mengembangkan pusat layanan sistem pencernaan atau Digestive System Center, yang akan memperkenalkan perangkat endoskopi tercanggih pada tahun 2025. Perangkat ini diharapkan dapat mendukung prosedur medis yang lebih akurat dan efektif.
Tahun 2025 diperkirakan akan menjadi tahun penuh tantangan bagi MIKA, mengingat ketidakpastian ekonomi global dan kompetisi yang semakin ketat di industri rumah sakit swasta. Christina menegaskan bahwa MIKA akan terus bersaing dengan mengedepankan kualitas medis sebagai faktor utama untuk mempertahankan loyalitas pasien. “Kami berfokus pada kualitas pelayanan medis yang lebih baik, karena itu yang akan membuat pasien tetap memilih kami meskipun banyak pilihan lain,” ujar Christina.
Meski demikian, MIKA juga berharap adanya dukungan dari pemerintah, terutama dalam hal kemudahan pengadaan alat medis dan perizinan yang lebih cepat. Dukungan ini dianggap krusial untuk terus mengembangkan layanan kesehatan yang lebih baik dan terjangkau.
MIKA juga berkomitmen untuk memberikan pelayanan medis yang optimal, termasuk dengan mengoptimalkan program BPJS Kesehatan. Meskipun belum semua rumah sakit Mitra Keluarga bekerja sama dengan BPJS, Christina memastikan bahwa beberapa cabang sudah melayani pasien BPJS. “Kami memiliki tujuh rumah sakit yang sudah bekerja sama dengan BPJS, meskipun kontribusi dari BPJS masih terbilang kecil dibandingkan dengan pendapatan dari pasien umum,” jelasnya.
Dengan berbagai inovasi dan ekspansi yang sedang dijalankan, MIKA optimistis dapat mencapai target pertumbuhan kinerja dua digit pada tahun 2025. (Mhd)