JagatBisnis.com – Sepanjang tahun 2024, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), yang mengoperasikan jaringan minimarket Alfamart, terpaksa menutup lebih dari 300 gerai. Meski demikian, perusahaan ini tetap menunjukkan performa yang solid dan tidak terancam kebangkrutan. Sebaliknya, Alfamart berencana memperluas jaringan bisnisnya dengan membuka lebih banyak gerai pada tahun 2025.
Strategi Penutupan Gerai untuk Efisiensi
Menurut Corporate Affairs Director AMRT, Solihin, penutupan lebih dari 300 gerai tersebut merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan kinerja masing-masing gerai serta faktor eksternal seperti masa sewa yang telah berakhir dan kenaikan beban sewa. “Ini adalah bagian dari upaya perusahaan untuk mengoptimalkan hasil dari setiap gerai yang kami miliki,” ungkap Solihin.
Meskipun ada penutupan sejumlah gerai, AMRT optimistis langkah tersebut akan berdampak positif pada kinerja perusahaan. Solihin menyebutkan bahwa pihaknya menargetkan pendapatan AMRT mencapai Rp 100 triliun hingga akhir tahun 2024.
Rencana Ekspansi di 2025: 800-1.000 Gerai Baru
Alfamart tidak hanya fokus pada efisiensi, tetapi juga terus berupaya untuk tumbuh. Rani Wijaya, General Manager Corporate Communications AMRT, mengungkapkan bahwa perusahaan menargetkan untuk membuka 800 hingga 1.000 gerai baru di tahun 2025. Ini adalah langkah ambisius untuk memperluas jangkauan bisnisnya, baik di Indonesia maupun pasar internasional.
Kinerja Keuangan yang Positif
Pada kuartal III-2024, AMRT berhasil mencatatkan laba sebesar Rp 2,39 triliun, yang mencerminkan kenaikan sebesar 9,52% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 2,19 triliun. Pendapatan perusahaan juga mengalami kenaikan 10,23%, dari Rp 80,02 triliun pada September 2023 menjadi Rp 88,21 triliun pada kuartal III-2024.
Namun, beban pokok pendapatan meningkat tajam, yakni sebesar Rp 69,24 triliun, dibandingkan dengan Rp 53,12 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Meskipun demikian, laba bruto AMRT naik 11,66% menjadi Rp 18,86 triliun. Beban penjualan dan distribusi tercatat meningkat menjadi Rp 15,04 triliun, sementara beban umum dan administrasi naik menjadi Rp 1,57 triliun.
Ekspansi Internasional dan Kinerja di Filipina
Selain berfokus pada pasar domestik, Alfamart juga memperluas operasinya ke Filipina. Sejak 2014, AMRT menggandeng SM Group dan membentuk perusahaan patungan, Alfamart Trading Philippines Inc. Hingga kini, Alfamart telah memiliki lebih dari 2.000 gerai di Filipina dan empat pusat distribusi di sana.
Optimisme dan Tantangan di Masa Depan
Dengan rencana ekspansi yang agresif dan kinerja keuangan yang stabil, AMRT tetap optimistis dapat meraih pertumbuhan yang signifikan di tahun 2025. Meski begitu, tantangan dari faktor eksternal seperti kenaikan biaya sewa dan kompetisi pasar yang ketat tetap harus dihadapi. Namun, dengan strategi efisiensi dan ekspansi yang matang, AMRT berharap dapat terus mencatatkan kinerja yang solid di masa mendatang. (Mhd)