Ekbis  

Strategi Kalbe Farma Hadapi Tantangan Ekonomi 2025: Inovasi dan Penyesuaian Harga

Strategi Kalbe Farma Hadapi Tantangan Ekonomi 2025: Inovasi dan Penyesuaian Harga. foto dok idnfinancials.com

JagatBisnis.com – PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) telah merancang berbagai strategi untuk menghadapi tantangan ekonomi yang diperkirakan akan hadir pada tahun 2025. Di antara tantangan utama yang dihadapi adalah pelemahan nilai rupiah dan kebijakan baru terkait kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang akan mencapai 12%.

Pelemahan rupiah yang kini berada di atas Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS) menjadi perhatian utama. Pada Rabu (18/12), nilai tukar rupiah spot ditutup di Rp 16.098 per dolar AS. Direktur Kalbe Farma, Kartika Setiabudy, menyatakan bahwa pelemahan rupiah dianggap sebagai suatu keniscayaan, dan oleh karena itu, perusahaan tidak terlalu khawatir dengan hal tersebut. Sebaliknya, Kalbe lebih fokus pada inovasi produk dan pengembangan alat kesehatan sebagai bagian dari strategi jangka panjang mereka.

Baca Juga :   Apindo Minta Pemerintah Kaji Ulang Rencana Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

“Ini adalah bagian dari strategi jangka jauh dari Kalbe,” ujarnya pada 18 Desember.

KLBF juga telah menyusun anggaran untuk tahun 2025 dengan asumsi nilai tukar rupiah di kisaran Rp 16.000 per dolar AS, yang sudah diperkirakan sejak pertengahan tahun 2024. Sebelumnya, rupiah sempat menyentuh level Rp 16.000 per dolar AS setelah Lebaran 2024.

Baca Juga :   Kalbe Ungkap Cara Mendeteksi Kekurangan Vitamin D

Namun, Kartika menambahkan bahwa sekitar 95% bahan baku yang digunakan oleh Kalbe Farma masih diimpor dari luar negeri. Oleh karena itu, perusahaan berharap biaya produksi dapat tetap stabil pada tahun 2025, seiring dengan stabilitas harga bahan baku global akibat membaiknya rantai pasokan.

“Saat ini, harga bahan baku di pasar global sudah lebih stabil, dan kami berharap biaya bisa tetap terkendali,” jelas Kartika.

Jika tekanan terhadap nilai rupiah terus berlanjut, kemungkinan besar Kalbe akan mempertimbangkan untuk menaikkan harga produk. Meski demikian, Kartika menegaskan bahwa obat-obatan generik yang diproduksi Kalbe sudah berada di kisaran harga yang relatif rendah.

Baca Juga :   Soal Rencana Kenaikan Tarif PPN Jadi 12%, Ini Kata Pengamat

Selain itu, KLBF juga menghadapi tantangan lain, yaitu penurunan daya beli masyarakat yang diperkirakan akan terjadi akibat kenaikan tarif PPN yang akan berlaku pada awal tahun 2025. Meskipun begitu, perusahaan masih menunggu kejelasan terkait rincian kebijakan PPN 12% tersebut.

“Kami sudah mempersiapkan berbagai strategi untuk menghadapi tahun depan, termasuk pengelolaan portofolio, diversifikasi bisnis, serta penyesuaian harga produk guna menjaga margin keuntungan kami,” ungkap Kartika. (Mhd)