Ekbis  

PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) Raih Kinerja Positif dengan Peningkatan Produksi dan Efisiensi Biaya

PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) Raih Kinerja Positif dengan Peningkatan Produksi dan Efisiensi Biaya. foto dok suryabirumurni.co.id

JagatBisnis.com – PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA), emiten produsen gas industri asal Kalimantan, mencatatkan kinerja impresif dengan meningkatkan produksi manufaktur liquid hingga dua kali lipat. Peningkatan ini didorong oleh beroperasinya penuh pabrik baru SBMA yang memiliki kapasitas produksi mencapai 50 ton per hari.

Pabrik Baru Dorong Peningkatan Kapasitas dan Efisiensi

Direktur Operasional SBMA, Julianto Setyoadji, menjelaskan bahwa optimisme perusahaan semakin tumbuh seiring dengan pencapaian operasional pabrik baru yang kini sudah beroperasi 100%. Dengan kapasitas produksi yang lebih besar, perusahaan dapat memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.

“Kami optimistis dengan proyeksi pertumbuhan perusahaan pada 2025, didukung oleh peningkatan kapasitas utilitas pabrik yang solid,” ujar Julianto dalam paparan publik pada Selasa (19/11).

Selain itu, pabrik baru ini juga berkontribusi pada efisiensi biaya. SBMA mencatatkan penghematan biaya produksi lebih dari 6% pada kuartal III-2024, dan tren ini diharapkan dapat berlanjut hingga akhir 2024 dan seterusnya. “Dengan peningkatan penjualan dan hadirnya pabrik baru, biaya produksi menjadi lebih efisien dibandingkan tahun sebelumnya,” tambah Julianto.

Kinerja Keuangan Menguat dengan Laba Bersih Melonjak

Secara finansial, SBMA menunjukkan kinerja yang mengesankan. Per September 2024, perusahaan berhasil mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 96,61 miliar, meningkat 17,73% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp 82,06 miliar. Sementara itu, laba bersih SBMA melonjak 103,96% secara tahunan, mencapai Rp 9,72 miliar, dibandingkan dengan Rp 4,76 miliar pada periode yang sama di 2023.

Peluang dari Sektor Konstruksi dan Infrastruktur

Welly Sumanteri, Wakil Direktur Utama SBMA, menambahkan bahwa kinerja perusahaan juga akan didorong oleh peluang besar yang muncul dari pembangunan infrastruktur dan industrialisasi di Indonesia. Sektor konstruksi, fabrikasi logam, serta manufaktur yang terus berkembang meningkatkan permintaan terhadap gas industri, membuka peluang bagi perusahaan untuk memperluas pangsa pasar.

“Proyek-proyek infrastruktur yang sedang berlangsung, terutama di Kalimantan, termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), membuka peluang investasi yang besar bagi kami,” ujar Welly. SBMA berharap dapat memanfaatkan potensi ini untuk terus memperkuat posisi di pasar gas industri.

Dengan performa yang solid dan berbagai peluang investasi yang terbuka, SBMA diperkirakan akan terus tumbuh dan berkontribusi pada sektor industri di Indonesia dalam jangka panjang. (Mhd)