Ekbis  

Harita Nickel Fokus Selesaikan Proyek Smelter RKEF Ketiga dan Dukung Hilirisasi Nikel di Indonesia

Harita Nickel Fokus Selesaikan Proyek Smelter RKEF Ketiga dan Dukung Hilirisasi Nikel di Indonesia. foto dok tbpnickel.com

JagatBisnis.com – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel, perusahaan yang terintegrasi di sektor pertambangan dan pengolahan nikel, saat ini tengah fokus menyelesaikan proyek smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) ketiga melalui entitas usahanya PT Karunia Permai Sentosa. Proyek smelter Feronikel (FeNi) ini memiliki kapasitas 185.000 ton per tahun, yang dibangun dalam dua tahap.

Proyek Smelter RKEF Ketiga: Fokus pada Konstruksi dan Pengoperasian

Lukito Gozali, Head of Investor Relations Harita Nickel, menjelaskan bahwa proyek smelter Feronikel tersebut kini tengah berada dalam tahapan konstruksi dengan target 12 jalur produksi. Tahap pertama dari konstruksi smelter ini meliputi 4 jalur produksi, dengan kapasitas produksi mencapai 60.000 ton FeNi per tahun, yang direncanakan akan mulai beroperasi pada kuartal 1 tahun 2025.

Harita Nickel berkomitmen untuk mendukung hilirisasi sektor mineral yang menjadi prioritas pemerintah Indonesia. Sebagai bagian dari industri pertambangan dan pengolahan nikel terintegrasi, Harita Nickel bertujuan memberikan nilai tambah bagi hasil pertambangan bijih nikel yang diambil dari Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Kinerja Harita Nickel: Peningkatan Kapasitas dan Keuangan

Harita Nickel telah mengoperasikan dua smelter RKEF untuk memproduksi feronikel (FeNi), bahan baku untuk pembuatan baja nirkarat (stainless steel):

  1. Smelter RKEF PT Megah Surya Pertiwi dengan kapasitas 25.000 ton FeNi per tahun, yang beroperasi sejak 2017 dan memiliki 4 jalur produksi.
  2. Smelter RKEF PT Halmahera Jaya Feronikel yang beroperasi sejak 2023, dengan kapasitas terpasang sebesar 95.000 ton FeNi per tahun dan 8 jalur produksi.
Baca Juga :   Harita Nickel Laporkan Kinerja Gemilang di RUPST 2024: Pendapatan Naik Tajam dan Investasi Ekspansif

Selain smelter RKEF, Harita Nickel juga mengoperasikan fasilitas pemurnian bijih nikel kadar rendah (limonit) dengan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL), yang sudah beroperasi penuh di Indonesia. Hingga kini, Harita Nickel memiliki dua fasilitas HPAL:

  1. Refinery HPAL PT Halmahera Persada Lygend, berkapasitas 55.000 ton nikel dan 6.750 ton kobalt per tahun, yang telah beroperasi sejak 2021.
  2. Refinery HPAL PT Obi Nickel Cobalt, berkapasitas 65.000 ton nikel dan 7.500 ton kobalt per tahun, yang telah beroperasi penuh sejak Agustus 2024.

Dengan adanya kapasitas produksi yang terus meningkat, Harita Nickel bertujuan untuk mendukung program hilirisasi nasional yang dapat meningkatkan nilai tambah serta devisa ekspor nikel. Pada tahun 2023, ekspor nikel Indonesia tercatat mencapai US$ 34 miliar, sebuah peningkatan signifikan dibandingkan dengan US$ 4 miliar pada 2017.

Baca Juga :   Harita Nickel Laporkan Kinerja Gemilang di RUPST 2024: Pendapatan Naik Tajam dan Investasi Ekspansif

Kinerja Keuangan Positif dan Peningkatan Produksi

Pada semester pertama 2024, Harita Nickel mencatatkan pendapatan sebesar Rp 12,8 triliun, mengalami lonjakan 25% dibandingkan periode yang sama pada 2023, yang tercatat sebesar Rp 10,24 triliun. Peningkatan pendapatan ini terutama didorong oleh kenaikan output produksi dan volume penjualan yang lebih tinggi di seluruh unit operasi.

Volume penjualan bijih nikel pada paruh pertama tahun 2024 tercatat sebesar 8,37 juta wet metric tons (wmt), meningkat 29% dibandingkan dengan 6,49 juta wmt pada periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, produksi FeNi dari smelter RKEF mengalami kenaikan 69% YoY, mencapai 63.414 ton pada paruh pertama tahun 2024, melampaui kapasitas produksi yang ada.

Kinerja produksi MHP Ni melalui operasi smelter HPAL juga mencatatkan hasil yang solid dengan peningkatan output sebesar 28% YoY, menghasilkan 38.334 ton pada semester pertama tahun 2024.

Komitmen pada Hilirisasi dan Pembangunan Berkelanjutan

Harita Nickel berkomitmen mendukung kebijakan pemerintah yang berfokus pada hilirisasi nikel, yang tidak hanya menambah nilai ekspor, tetapi juga menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan dan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia. Lukito Gozali menyampaikan bahwa langkah hilirisasi terbukti telah meningkatkan devisa ekspor, yang naik tajam sejak kebijakan tersebut diterapkan.

Baca Juga :   Harita Nickel Laporkan Kinerja Gemilang di RUPST 2024: Pendapatan Naik Tajam dan Investasi Ekspansif

Dengan terus meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas jaringan smelter serta fasilitas pemurnian, Harita Nickel menegaskan komitmennya untuk mendukung transisi industri Indonesia menuju sektor yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing di pasar global.

Kesimpulan

Harita Nickel menunjukkan kinerja yang sangat positif di tengah perkembangan pesat dalam industri pertambangan dan pengolahan nikel Indonesia. Dengan berbagai proyek smelter dan fasilitas pemurnian, serta komitmennya terhadap hilirisasi sektor mineral, Harita Nickel siap berperan besar dalam meningkatkan nilai tambah dari nikel Indonesia dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama di pasar nikel global. Ke depannya, perusahaan ini juga diproyeksikan untuk terus meningkatkan output produksi nikel dan kobalt, yang akan menjadi komoditas penting dalam mendukung perkembangan industri kendaraan listrik di masa depan. (Zan)