JagatBisnis.com – PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) tengah berupaya memacu penjualan cetakan sarung tangan di pasar global pada sisa tahun 2024. Langkah ini sejalan dengan kebijakan moneter global yang semakin longgar, mendorong permintaan sarung tangan secara internasional.
Dampak Kebijakan Moneter Terhadap Penjualan
Presiden Direktur MARK, Ridwan Goh, menyampaikan bahwa penurunan suku bunga acuan The Fed diperkirakan akan berdampak positif pada penjualan sarung tangan ke Amerika Serikat (AS). “Suku bunga yang lebih rendah biasanya memicu pertumbuhan aktivitas ekonomi global, termasuk perdagangan produk kesehatan seperti sarung tangan,” ujarnya.
Hingga saat ini, hampir 50% penjualan cetakan sarung tangan MARK ditujukan ke Malaysia, yang merupakan salah satu pemain utama di industri sarung tangan global. Dengan rencana AS untuk menaikkan tarif bea masuk impor sarung tangan medis dan bedah asal China menjadi 50% pada 2025 dan 100% pada 2026, potensi permintaan dari Malaysia diperkirakan akan meningkat. Produsen sarung tangan Malaysia mungkin akan mengalihkan penjualannya ke pasar AS untuk menghindari tarif tinggi.
Ketersediaan Gas dan Produksi
MARK juga mengapresiasi keberlanjutan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT), yang sangat penting bagi kelangsungan operasional perusahaan. Ridwan menekankan bahwa stabilitas pasokan gas di dalam negeri akan membantu produktivitas perusahaan. Sebelumnya, MARK mengalami gangguan ekspor akibat masalah pasokan gas di Sumatra Utara, yang berdampak pada produktivitas pekerja.
“Dengan pasokan gas yang stabil, perusahaan dapat tetap beroperasi optimal dan memenuhi kebutuhan pasar dengan baik,” tambahnya.
Target Pendapatan dan Utilisasi Produksi
MARK optimis dapat mencapai target pendapatan sebesar Rp 800 miliar dan laba bersih sebesar Rp 250 miliar pada tahun 2024. Tren penjualan cetakan sarung tangan yang terus meningkat secara kuartalan, seiring dengan kenaikan produksi sarung tangan global, memberikan keyakinan akan pencapaian target tersebut.
Perusahaan memprediksi utilisasi produksi akan mencapai 60%–65% dari total kapasitas pabrik, yang berlokasi di Sumatra Utara dengan kapasitas mencapai 2 juta unit cetakan sarung tangan per bulan.
Dengan strategi yang tepat dan dukungan dari kondisi pasar yang menguntungkan, MARK siap berkontribusi lebih besar di pasar global dan menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan di tahun-tahun mendatang. (Zan)