JagatBisnis.com – Bank Indonesia (BI) baru-baru ini menurunkan suku bunga acuan menjadi 6%, dan langkah ini disambut positif oleh Mandiri Utama Finance (MUF). Direktur Utama MUF, Stanley Setia Atmadja, menyatakan bahwa penurunan suku bunga ini memberikan harapan baru bagi industri pembiayaan, yang sebelumnya menghadapi tren kenaikan suku bunga.
Ruang untuk Profitabilitas yang Lebih Besar
Stanley menjelaskan bahwa penurunan BI Rate membuka peluang untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan melalui biaya pendanaan yang lebih rendah. “Namun, perlu diingat bahwa transmisi penurunan suku bunga acuan kepada suku bunga perbankan memerlukan waktu. Ini berarti tidak serta merta berdampak pada bunga kredit modal kerja,” ungkapnya.
Mempertimbangkan Berbagai Faktor
Meskipun ada penurunan suku bunga, Stanley menegaskan bahwa perubahan suku bunga dari perbankan bukan satu-satunya faktor yang memengaruhi tingkat bunga MUF untuk konsumen. Perusahaan juga memperhatikan dinamika persaingan di industri dan tren daya beli masyarakat. “Oleh karena itu, hingga saat ini, kami belum berencana untuk melakukan perubahan harga untuk konsumen,” tambahnya.
Fokus pada Peningkatan Layanan
MUF berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen. Stanley mengungkapkan rencana perusahaan untuk memperkuat sumber daya manusia, meningkatkan supervisi, serta memperbaiki manajemen risiko agar dapat menjaga momentum pertumbuhan yang berkelanjutan.
Hingga Agustus 2024, MUF mencatatkan penyaluran pembiayaan mencapai Rp 14,3 triliun, dengan pertumbuhan sebesar 7,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pembiayaan untuk segmen mobil baru menjadi kontributor terbesar bagi pertumbuhan ini, diikuti oleh segmen mobil bekas.
Dengan langkah-langkah strategis yang diambil, MUF optimis dapat memanfaatkan situasi pasar yang lebih kondusif pasca penurunan suku bunga ini untuk terus berkembang dan memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. (Hky)