JagatBisnis.com – PT United Tractors Tbk (UNTR) memproyeksikan pemulihan permintaan alat berat pada sisa semester II-2024, didorong oleh perbaikan kinerja di industri pertambangan nasional. Meskipun penjualan alat berat melalui merek Komatsu mengalami penurunan 29% year on year (YoY) menjadi 2.515 unit per Juli 2024, optimisme ini tetap terjaga.
Sebanyak 63% dari penjualan alat berat Komatsu ditujukan untuk sektor pertambangan, diikuti oleh sektor agro (14%), konstruksi (13%), dan kehutanan (10%). Penurunan penjualan alat berat ini turut memengaruhi kinerja keuangan UNTR, dengan pendapatan bersih terkoreksi 6% YoY menjadi Rp 64,5 triliun dan laba bersih berkurang 15% YoY menjadi Rp 9,5 triliun pada semester I-2024.
Sara K. Loebis, Corporate Secretary United Tractors, menjelaskan bahwa pada tahun 2023, UNTR menikmati keuntungan dari tingginya harga komoditas batubara, yang mendorong para pemilik tambang untuk meningkatkan produksi mereka. Namun, situasi berbalik pada 2024, di mana harga batubara mulai melandai meski tetap berada di level tinggi.
Manajemen UNTR percaya bahwa permintaan alat berat, khususnya di sektor pertambangan, akan meningkat kembali. Mereka pun merevisi target penjualan alat berat Komatsu dari 4.000 unit menjadi 4.500 unit pada tahun 2024, meskipun angka ini masih lebih rendah dari realisasi penjualan tahun lalu yang mencapai 5.270 unit.
“Kondisi permintaan di sektor pertambangan sebenarnya tidak jelek, sehingga kami merevisi target penjualan alat berat menjadi lebih tinggi dari target awal,” ujar Sara dalam acara Astra Media Day 2024.
Sebagai upaya untuk menarik minat pelanggan, UNTR memperkenalkan dua model baru hydraulic excavator, yaitu Komatsu PC350LC-8M2 dan PC300-8M2, yang masing-masing memiliki kapasitas 30 ton. Komatsu PC350LC-8M2 dirancang untuk memaksimalkan produktivitas, sedangkan PC300-8M2 berfokus pada efisiensi optimal, keduanya cocok untuk sektor pertambangan batubara dan nikel.
Sara juga mengungkapkan bahwa Komatsu pernah memperkenalkan alat berat berteknologi hybrid berukuran medium 20 ton, meskipun permintaan untuk model tersebut masih belum signifikan. “Pelanggan lebih tertarik pada efisiensi bahan bakar, meski kesadaran akan penghematan emisi belum sepenuhnya terwujud,” ungkapnya.
Di sisi lain, alat berat konvensional Komatsu yang dijual UNTR terus mengalami perkembangan teknologi untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar. Beberapa tipe alat berat kini mampu menggunakan biofuel dengan emisi yang lebih rendah. PT Pamapersada Nusantara, kontraktor tambang yang juga anak usaha UNTR, telah menggunakan alat berat Komatsu berbahan bakar campuran nabati, termasuk B30.
“Jika kadar biofuel naik menjadi B40 atau B50, kami yakin alat-alat berat Komatsu dapat memenuhinya,” pungkas Sara.
Dengan optimisme ini, PT United Tractors Tbk berkomitmen untuk terus berinovasi dan beradaptasi, siap menghadapi tantangan dan peluang di pasar alat berat yang terus berkembang. (Zan)