JagatBisnis.com – PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menyambut positif kabar mengenai kemungkinan penurunan suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed) sebesar 25 basis poin pada bulan September. Corporate Secretary INTP, Dani Handajani, mengungkapkan bahwa penurunan suku bunga The Fed dapat menjadi sinyal positif bagi kebijakan moneter di Indonesia, terutama jika Bank Indonesia (BI) mengikuti langkah serupa.
“Jika BI turut menurunkan suku bunga, ini akan membuka peluang untuk penurunan bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan bunga deposito bank,” ujar Dani. “Penurunan bunga ini dapat mendorong investasi di sektor riil, khususnya di sektor properti yang berpotensi meningkatkan permintaan semen.”
Di samping itu, INTP berharap agar pemerintah baru dapat melanjutkan program insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk sektor properti. Insentif ini, yang telah diperpanjang hingga Desember 2024, sangat penting karena permintaan semen di dalam negeri didominasi oleh pembangunan properti.
Pemerintah telah memutuskan untuk memperpanjang pemberian insentif PPN DTP 100% hingga akhir tahun 2024. Sebelumnya, untuk periode 1 Juli hingga 31 Desember 2024, insentif diberikan sebesar 50% dari PPN yang terutang, dengan batasan dasar pengenaan pajak (DPP) sampai Rp 2 miliar dan harga jual paling banyak Rp 5 miliar. Namun, berdasarkan pernyataan Airlangga, insentif PPN DTP akan kembali menjadi 100% hingga Desember 2024, seperti pada periode Januari hingga Juni 2024.
“Insentif ini diharapkan dapat mendorong penjualan hunian baru dan mendongkrak permintaan semen,” tambah Dani.
Dalam laporan keuangan semester I-2024, INTP mencatatkan volume penjualan semen dan klinker sebesar 9,03 juta ton, meningkat 8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Volume penjualan semen domestik INTP mencapai 8,87 juta ton, tumbuh 10% berkat tambahan volume dari PT Semen Grobogan. Pangsa pasar INTP di pasar semen domestik tercatat sebesar 29,4%, dengan pangsa pasar di Jawa mencapai 37,7% dan di luar Jawa sebesar 20,5%.
Pendapatan neto INTP pada semester I-2024 mencapai Rp 8,12 triliun, tumbuh 1,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Perusahaan juga mengalami peningkatan signifikan dalam komposisi pendapatan dari produk semen curah, yang meningkat dari 25,4% pada semester I-2023 menjadi 30,6% pada semester I-2024. Laba periode berjalan perusahaan tercatat sebesar Rp 434,7 miliar.
Dengan adanya potensi penurunan suku bunga dan dukungan pemerintah melalui insentif PPN DTP, INTP berharap dapat terus memperkuat posisi pasar dan meningkatkan kinerja finansialnya di masa mendatang. (Mhd)