JagatBisnis.com – PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM), emiten kapal pandu dan tunda dari Grup Pelindo, menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 5% pada semester kedua tahun 2024. Dalam paparan publik yang berlangsung secara virtual pada Kamis (29/8), Direktur Utama sekaligus PLT Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis IPCM, Shanti Puruhita, mengungkapkan bahwa perusahaan telah menyiapkan strategi untuk mencapai target tersebut.
“Target kami adalah pertumbuhan moderat sebesar 5% untuk pendapatan. Kami sangat antusias untuk memperluas wilayah sebagai bagian dari strategi kami,” ujar Shanti. Meskipun demikian, Shanti belum dapat mengungkapkan secara rinci wilayah mana yang menjadi fokus ekspansi perusahaan pada sisa tahun ini.
Pada awal kuartal kedua tahun ini, IPCM telah menerima pelimpahan Badan Usaha Pelabuhan (BUP) di Perairan Pulau Obimayor – Pantai Barat, yang termasuk dalam Wilayah Perairan Pandu Luar Biasa Pelabuhan Laiwui, Provinsi Maluku Utara. Shanti menambahkan bahwa tahun 2024 akan melihat tambahan wilayah BUP yang diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan pendapatan IPCM.
Perusahaan ini melayani seluruh wilayah Regional 2 PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan aktif dalam berbagai kerjasama dengan mitra strategis. “Perpanjangan perjanjian kerjasama mencerminkan komitmen kami untuk memenuhi harapan pengguna jasa dan terus meningkatkan kualitas layanan demi kepuasan pelanggan,” tambah Shanti.
Dalam upaya berkelanjutan, IPCM menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Perusahaan berkomitmen untuk mengurangi dampak lingkungan dengan menggunakan bahan bakar kapal ramah lingkungan, seperti Biosolar B35, dan mengadopsi teknologi shore connection untuk menyuplai daya listrik dari darat ke kapal saat tidak beroperasi. Selain itu, tiga motor pandu terbaru yang selesai pada awal 2023 dilengkapi dengan solar panel yang mendukung sistem pembangkit listrik tenaga surya.
Pada semester pertama tahun 2024, IPCM mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 5,5%, mencapai Rp598,8 miliar dibandingkan dengan Rp567,6 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Pendapatan terbesar berasal dari jasa penundaan kapal, yang menyumbang Rp512,2 miliar atau 85,5% dari total pendapatan. Sementara itu, jasa pengangkutan dan layanan lainnya menyumbang Rp48,8 miliar atau 8,1%.
Jasa penundaan kapal pada Terminal Khusus (Tersus) mengalami lonjakan signifikan sebesar 27,7%, mencapai Rp183,2 miliar dari Rp143,5 miliar tahun lalu. Peningkatan ini didorong oleh kinerja yang lebih baik di wilayah operasi yang sudah ada maupun wilayah baru di Indonesia bagian timur. Pendapatan dari Pelabuhan Umum juga meningkat sebesar 14,7%, menjadi Rp250,9 miliar dari Rp218,7 miliar tahun lalu, sementara TUKS meningkat 9,6% menjadi Rp115,8 miliar dari Rp105,6 miliar.
Aset IPCM juga mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, naik sebesar 4,4% dari Rp1,52 triliun pada akhir tahun 2023 menjadi Rp1,59 triliun pada semester pertama 2024.
Dengan berbagai langkah strategis dan komitmen terhadap keberlanjutan, IPCM bertekad untuk mencapai target pertumbuhan dan terus memperkuat posisinya di industri pelabuhan dan kapal. (Mhd)