JagatBisnis.com – PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) tetap optimistis mencatat pertumbuhan penjualan minimal high single digit hingga double digit pada 2025, meskipun menghadapi sejumlah tantangan seperti pelemahan daya beli dan tekanan konsumsi domestik.
Optimisme ini muncul seiring dengan rencana ekspansi pasar, peluncuran produk inovatif, serta penguatan distribusi baik secara digital maupun konvensional.
Kinerja Q1-2025 Tertekan, Fokus Beralih ke Semester II
Pada kuartal I-2025, kinerja SIDO mengalami tekanan akibat beberapa faktor musiman. Hari perdagangan yang lebih pendek pada Februari dan Lebaran yang jatuh lebih awal turut memengaruhi aktivitas logistik dan konsumsi masyarakat. Selain itu, mobilitas rendah selama periode liburan menyebabkan konsumsi impulsif melemah, terutama di segmen herbal dan farmasi.
Namun, perusahaan berkomitmen untuk menggenjot kinerja pada paruh kedua tahun ini melalui peluncuran produk herbal on-the-go dan minuman fungsional yang menyasar konsumen Gen Z.
Ekspor Jadi Pilar Baru Pertumbuhan
Ekspor menjadi strategi penting untuk menopang lemahnya permintaan domestik. Meski kontribusinya saat ini baru sekitar 12%, permintaan dari pasar seperti Malaysia dan Nigeria menunjukkan lonjakan signifikan, bahkan naik dua kali lipat pada April 2025 dibandingkan tahun sebelumnya.
SIDO juga tengah memperluas penetrasi ke Timur Tengah serta memperkuat kehadiran lewat kerja sama event internasional, seperti promosi dengan acara olahraga dan kanal Horeca.
Prospek Saham dan Proyeksi Analis
Beberapa analis menilai target pertumbuhan 10%–15% untuk pendapatan dan laba bersih tahun ini masih realistis. Inisiatif digitalisasi dan efisiensi distribusi diyakini akan memperbaiki struktur biaya, sekaligus mendorong margin.
Namun, tantangan tetap ada. Kenaikan harga bahan baku seperti kopi — yang kini melonjak hingga US$ 342,5 per bushel (+54% YoY) — berisiko menekan margin segmen F&B, mengingat kopi menyumbang sekitar 25% dari segmen tersebut. Di sisi lain, bahan utama lain seperti citric acid dan creamer masih relatif stabil.
Berikut pandangan beberapa analis:
-
BNI Sekuritas: Rekomendasi HOLD, target harga Rp 450. Menilai pelemahan daya beli dapat menjadi penghambat pencapaian target.
-
Indo Premier Sekuritas: Rekomendasi mid-term HOLD, target harga Rp 620–Rp 625, dengan catatan strategi ekspansi dan digitalisasi berjalan baik.
-
Panin Sekuritas: Rekomendasi BUY, target harga Rp 650, melihat momentum ekspor dan inovasi produk sebagai katalis utama. (Zan)