JagatBisnis.com – Di tengah penurunan ekspor batubara nasional, PT Indika Energy Tbk. (INDY) menegaskan komitmennya untuk tetap mempertahankan target produksi tahun 2025. Emiten energi ini menyatakan bahwa penurunan nilai dan volume ekspor tidak akan menggoyahkan strategi bisnis yang telah disusun.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor batubara Indonesia sepanjang Januari–Mei 2025 tercatat sebesar US$ 10,26 miliar, turun 19,1% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dari sisi volume, ekspor menyusut 4,65% yoy menjadi 156,37 juta ton dari 163,99 juta ton.
Meski demikian, INDY tetap mematok target produksi batubara tahun ini sebesar 30 juta ton. “Pada kuartal I-2025, produksi batubara kami mencapai 7,4 juta ton. Sekitar 40% dari total produksi itu diserap oleh pasar domestik,” ujar Head of Corporate Communications Indika Energy, Ricky Fernando, Jumat (4/7).
Sisa produksi dialokasikan untuk pasar ekspor, dengan mayoritas dikirim ke Tiongkok (30%), disusul India dan beberapa negara Asia lainnya, termasuk kawasan Asia Tenggara.
Penurunan ekspor batubara nasional sebagian besar dipicu oleh melemahnya permintaan dari Tiongkok dan India—dua pasar utama Indonesia. Namun, INDY tidak tinggal diam menghadapi tantangan ini.
Perusahaan terus memperkuat strategi diversifikasi bisnis guna mengurangi ketergantungan terhadap komoditas batubara. Fokus utama diarahkan ke sektor non-batubara seperti tambang emas, kendaraan listrik, dan energi baru terbarukan (EBT).
Salah satu proyek strategis adalah Tambang Emas Awak Mas di Sulawesi Selatan yang digarap melalui anak usaha PT Masmindo Dwi Area. Proyek ini diperkirakan akan menyerap investasi hingga US$ 429 juta hingga tahun 2026.
Dengan strategi ekspansi ke sektor energi berkelanjutan dan hilirisasi sumber daya alam, Indika Energy menunjukkan keseriusan dalam membangun ketahanan usaha jangka panjang, sekaligus merespons perubahan dinamika global di sektor energi. (Mhd)