JagatBisnis.com – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) genap berusia 57 tahun pada 5 Juli 2025. Memasuki lebih dari setengah abad kiprahnya, perusahaan anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID ini terus meneguhkan peran strategisnya sebagai pelopor hilirisasi mineral nasional dan pencipta nilai tambah komoditas strategis Indonesia.
Dalam perjalanannya, Antam telah berkembang dari sekadar pengelola sumber daya mineral menjadi katalisator pembangunan nasional. Komoditas utama yang dikelola seperti emas, nikel, dan bauksit, kini tak hanya diekstraksi, tetapi juga diolah lebih lanjut demi mendukung industrialisasi nasional dan keberlanjutan.
Komitmen Value Creation dan Sustainability
Direktur Utama Antam, Achmad Ardianto, menegaskan bahwa perusahaan menjalankan dua prinsip utama dalam seluruh operasionalnya: menciptakan nilai tambah dan menjamin keberlanjutan.
“Antam hadir bukan hanya sebagai perusahaan tambang, tapi juga sebagai penggerak pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” jelas Ardianto.
Kontribusi Antam tidak hanya terlihat dari kinerja keuangan, tapi juga dari penciptaan lapangan kerja, penerimaan negara, hingga pemberdayaan masyarakat sekitar wilayah tambang.
Dorong Hilirisasi dan Ekosistem EV Battery
Antam juga aktif mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV battery) dari hulu ke hilir, termasuk fasilitas daur ulang baterai. Di sektor alumina, pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah melalui anak usaha terus berjalan. Untuk sektor logam mulia, Antam telah menjalin kerja sama dengan PT Freeport Indonesia untuk suplai emas hingga 30 ton per tahun.
Selain itu, Antam bersiap membangun pabrik logam mulia di kawasan JIIPE, Gresik sebagai bagian dari ekspansi nilai tambah di industri emas.
Pertumbuhan Lima Tahun yang Impresif
Dalam lima tahun terakhir, Antam membukukan kinerja gemilang:
-
Produksi bijih nikel meningkat dari 4,76 juta wmt (2020) menjadi 9,94 juta wmt (2024).
-
Penjualan emas melonjak dari 22,09 ton menjadi 43,78 ton.
-
Kontribusi kepada negara naik drastis dari Rp 758,81 miliar menjadi Rp 4,8 triliun.
-
Pendapatan perusahaan meroket dari Rp 27,37 triliun (2020) menjadi Rp 69,19 triliun (2024)—tertinggi dalam sejarah perusahaan.
Pencapaian ini didorong oleh strategi hilirisasi, efisiensi biaya, serta diversifikasi pasar yang efektif.
Pionir Dekarbonisasi di Sektor Tambang
Sejalan dengan komitmen global pada Paris Agreement, Antam menargetkan:
-
Penurunan emisi 15,8% pada 2030,
-
Peningkatan bauran energi terbarukan hingga 10% dari baseline 2023.
Tahun 2024, perusahaan berhasil menurunkan konsumsi energi sebesar 23% dan memangkas emisi Scope 1 dan 2 sebesar 4,72%. Selain itu, reklamasi lahan pascatambang mencapai 1.462 hektare, dengan sistem Recomasi—teknologi monitoring ekologi berbasis vegetasi.
Menuju Masa Depan Hijau dan Berdaya Saing Global
“Keberlanjutan kami ditentukan oleh bagaimana kami menjaga integritas operasi, efisiensi energi, dan tanggung jawab terhadap lingkungan,” tegas Ardianto.
Dengan rekam jejak kuat, komitmen pada hilirisasi, dan keberlanjutan, Antam kini tak hanya menjadi perusahaan tambang nasional, tetapi juga pendorong transformasi industri mineral Indonesia menuju masa depan yang lebih hijau, berdaya saing global, dan inklusif. (Zan)