Ekbis  

Kimia Farma Luncurkan Fentakaf, Dorong Kemandirian Obat Anestesi Nasional

Kimia Farma Luncurkan Fentakaf, Dorong Kemandirian Obat Anestesi Nasional

JagatBisnis.com – PT Kimia Farma Tbk (KAEF) resmi meluncurkan Fentakaf, produk anestesi injeksi berbasis fentanyl, dalam ajang Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Perdatin 2025 yang digelar pada 28 Juni 2025 di Jakarta. Produk ini ditujukan sebagai solusi anestesi lokal yang aman, efektif, dan setara dengan produk impor, sekaligus menandai langkah strategis Kimia Farma dalam memperkuat lini bisnis anestesi dan terapi intensif.

Peluncuran Fentakaf dihadiri oleh Direktur Portofolio, Produk, dan Layanan Kimia Farma, Jasmine K. Karsono, bersama Ketua Umum Perdatin, Irjen. Pol. Asep Hendradiana, dan disambut positif oleh komunitas dokter anestesi di seluruh Indonesia.

Gantikan Produk Impor, Perkuat Ketahanan Kesehatan Nasional

Fentakaf dikembangkan dan diproduksi secara lokal di fasilitas Kimia Farma di Jakarta, dengan penggunaan bahan baku lokal sebagai upaya nyata dalam mengurangi ketergantungan pada produk fentanyl injeksi impor. Produk ini telah memenuhi standar mutu dan keamanan nasional serta siap digunakan oleh dokter spesialis anestesi di berbagai rumah sakit.

Fentakaf adalah wujud nyata dari komitmen kami dalam membangun ketahanan kesehatan nasional. Kami ingin menyediakan solusi lokal yang berkualitas tinggi, setara dari sisi mutu, keamanan, dan efikasi, serta mampu menggantikan produk impor,” ujar Jasmine dalam keterangannya, Jumat (4/7).

Satu-satunya Industri Farmasi Penyalur Obat Narkotika

Sebagai satu-satunya industri farmasi di Indonesia yang memiliki izin untuk mendistribusikan obat-obatan narkotika, Kimia Farma memperkuat perannya dalam menjamin ketersediaan obat-obatan strategis, termasuk untuk kebutuhan anestesi. Fentakaf mulai tersedia secara nasional pada Juli 2025, dan siap mendukung tindakan pembedahan di berbagai fasilitas layanan kesehatan.

Kolaborasi Industri dan Tenaga Medis

Kimia Farma juga menekankan pentingnya kolaborasi antara industri farmasi dan tenaga medis dalam mendukung transformasi sistem kesehatan Indonesia. Jasmine menambahkan bahwa sinergi ini penting untuk memastikan ketersediaan terapi berkualitas, sekaligus menciptakan ekosistem layanan kesehatan yang berkelanjutan.

Peluncuran Fentakaf menjadi bagian dari komitmen jangka panjang kami dalam menyediakan obat strategis hasil produksi dalam negeri, dan mendukung transformasi menuju kemandirian industri farmasi nasional,” tutup Jasmine.

Dengan peluncuran ini, Kimia Farma tak hanya menambah portofolio produk farmasi strategis, tapi juga memperkuat posisinya sebagai pionir dalam penyediaan solusi farmasi nasional yang mendukung agenda ketahanan dan kemandirian kesehatan Indonesia. (Hky)