JagatBisnis.com – PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) melalui entitas anaknya, PT Alamtri Indo Aluminium (AIA), resmi menyuntikkan dana sebesar Rp 947,49 miliar ke PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI) sebagai bagian dari aksi penambahan modal untuk pengembangan proyek smelter aluminium.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), KAI telah menerbitkan 1.457.688 saham baru senilai total Rp 1,45 triliun pada 30 Juni 2025. Dari jumlah tersebut, AIA mengambil bagian sebesar 947.497 saham, atau 65% dari total emisi saham baru.
Dukungan Modal untuk Proyek Strategis Nasional
Penambahan modal ini merupakan tahap awal dari total rencana penyertaan modal oleh AIA sebesar Rp 4,91 triliun, yang akan dilakukan secara bertahap. Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung pembangunan smelter aluminium KAI berkapasitas 500.000 ton ingot aluminium per tahun, yang berlokasi di Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI), Kalimantan Utara.
Manajemen ADMR menyampaikan bahwa investasi ini adalah bentuk kontribusi perusahaan dalam mendukung program hilirisasi mineral nasional, khususnya dalam mendorong nilai tambah produk alumina menjadi aluminium.
Optimalkan Struktur Keuangan & Tekan Beban Utang
Transaksi ini juga diharapkan memperkuat struktur permodalan KAI dan meningkatkan likuiditas perusahaan tanpa harus bergantung pada pendanaan berbasis utang. Dengan demikian, beban bunga bisa ditekan dan risiko keuangan dapat diminimalkan.
“Penambahan modal ini akan membantu KAI memiliki struktur permodalan yang kuat dan mengurangi potensi tambahan beban bunga jika menggunakan pinjaman,” tulis manajemen ADMR dalam keterbukaan tersebut.
Lebih lanjut, ADMR menilai bahwa transaksi ini akan memberikan tingkat pengembalian investasi yang sehat, sekaligus berdampak positif terhadap profitabilitas perusahaan di masa mendatang.
Transaksi Afiliasi, Tapi Bernilai Strategis
Sebagai informasi, transaksi ini tergolong transaksi afiliasi, mengingat baik AIA maupun KAI merupakan entitas terkendali ADMR. Namun, perusahaan menekankan bahwa transaksi dilakukan berdasarkan prinsip kewajaran dan dalam rangka mendukung pengembangan proyek strategis jangka panjang. (Zan)
