JagatBisnis.com – PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) melalui anak usahanya PT Santosa Agrindo Lestari (Santori) bekerja sama dengan PT Greenfields Dairy Indonesia (Greenfields) mengimpor 1.100 ekor sapi perah bunting jenis crossbreed dari Australia. Langkah ini bagian dari dukungan terhadap program pemerintah untuk meningkatkan produksi susu segar dalam negeri (SSDN).
Sapi hasil persilangan Holstein dan Jersey ini akan didistribusikan ke 120 peternak lokal yang tergabung dalam Program Kemitraan Sapi Perah Greenfields (KSG) di Kabupaten Malang, Blitar, Pasuruan, dan Kota Batu, Jawa Timur.
Direktur JAPFA, Rachmat Indrajaya, menyatakan bahwa impor ini merupakan inisiatif skala besar pertama yang diharapkan menjadi terobosan jangka panjang untuk menguatkan ekosistem peternakan sapi perah nasional secara berkelanjutan. “Kami harap program ini dapat meningkatkan produksi susu nasional dan mendorong kemandirian pangan,” ujarnya, Senin (30/6).
Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, menegaskan target pemerintah mencapai satu juta ekor sapi perah pada 2029 melalui Program Peningkatan Produksi Susu dan Daging Nasional (P2SDN). Pemerintah juga mendorong kolaborasi antara swasta dan peternak serta dukungan perbankan lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Dalam program ini, JAPFA membiayai tahap pra-impor dan bermitra dengan Greenfields untuk proses seleksi dan adaptasi sapi. Semua sapi akan menjalani karantina dua minggu di fasilitas Japfa di Probolinggo untuk memastikan kesehatan dan penyesuaian terhadap lingkungan.
CEO Greenfields, Akhil Chandra, menambahkan bahwa Greenfields akan menyerap seluruh susu hasil produksi mitra dan memberikan pendampingan teknis untuk membantu peternak meningkatkan kapasitas produksi secara berkelanjutan. “Kami berharap peternak dapat berkontribusi pada ketahanan pangan nasional,” katanya.
Sapi crossbreed ini dikenal adaptif terhadap iklim tropis, memiliki interval kelahiran lebih pendek, usia produktif lebih lama, serta efisiensi konsumsi pakan yang tinggi, sehingga cocok untuk skala peternak lokal.
Ida Widiyawati, Ketua Kelompok Peternak Wagir di Kabupaten Malang, menyambut baik program ini. “Sapi-sapi ini berkualitas dan sesuai dengan kondisi daerah kami. Semoga program ini terus berlanjut dan semakin banyak peternak terbantu,” ujarnya.
Menurut data Kementerian Pertanian, produksi susu segar dalam negeri saat ini baru memenuhi sekitar 21% dari kebutuhan nasional sebesar 4,6 juta ton per tahun. Kehadiran sapi impor ini diharapkan dapat mempercepat pencapaian target produksi susu nasional. (Zan)