Ekbis  

MOLI Bidik Pemulihan Kinerja di 2025, Pendapatan Ditargetkan Tembus Rp 1,44 Triliun

MOLI Bidik Pemulihan Kinerja di 2025, Pendapatan Ditargetkan Tembus Rp 1,44 Triliun

JagatBisnis.com – Jakarta — PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI), produsen etanol yang juga dikenal dengan nama Molindo, memproyeksikan pemulihan kinerja signifikan di tahun 2025, dengan target pendapatan bersih mencapai Rp 1,44 triliun. Target tersebut mencerminkan pertumbuhan sekitar 5% dari capaian tahun lalu.

Manajemen menyebut, potensi ekspor dan permintaan bioetanol untuk Bahan Bakar Nabati (BBN) menjadi dua motor penggerak utama pertumbuhan tahun ini.

“Kami sangat optimistis melihat peningkatan permintaan dari pasar ekspor serta prospek penggunaan bioetanol dalam negeri,” ujar Direktur Donny Winarno.


Kinerja 2024 Tertekan, MOLI Fokus Pulihkan Margin

Tahun 2024 menjadi tahun penuh tekanan bagi MOLI. Pendapatan bersih turun 4,86% menjadi Rp 1,37 triliun, dari Rp 1,44 triliun di tahun sebelumnya. Bahkan, laba bersih anjlok tajam hingga 84,49% menjadi hanya Rp 12,95 miliar dari sebelumnya Rp 83,51 miliar.

Kinerja ini tertekan akibat melemahnya permintaan etanol food-grade, serta kenaikan harga molasses, bahan baku utama, yang naik hingga 15% selama musim giling gula di semester II-2024.

“Kondisi pasar menekan margin secara signifikan, namun kami melihat prospek perbaikan seiring mulai normalnya harga bahan baku dan membaiknya harga etanol di pasar,” kata Direktur Jose G. Tan.


Kuartal I-2025 Tunjukkan Sinyal Pemulihan

Memasuki 2025, tren kinerja MOLI mulai menunjukkan perbaikan. Pendapatan kuartal I naik 19,56% secara tahunan menjadi Rp 366,07 miliar, sementara laba bersih tumbuh 28,24% menjadi Rp 7,40 miliar.

Manajemen menegaskan bahwa strategi utama tahun ini adalah efisiensi operasional, ekspansi ke segmen baru, dan penguatan ekspor, termasuk membidik niche market untuk produk etanol berkualitas tinggi.


Fokus ke Produk Bernilai Tambah dan Pasar Internasional

Melihat tantangan seperti oversupply di pasar domestik, regulasi ekspor yang belum optimal, dan bebas bea masuk etanol dari Pakistan, MOLI akan lebih selektif memilih pasar dan pelanggan.

“Kami memprioritaskan pasar dengan margin tinggi dan permintaan produk berkualitas. Ekspansi akan diarahkan ke sektor minuman dan biofuel,” ujar Donny.

Selain itu, penguatan nilai tukar dolar AS juga dianggap menguntungkan bagi ekspor.


Capex 2025 Naik Tajam, Fokus Upgrade Fasilitas dan Inovasi

Guna mendukung rencana pertumbuhan, MOLI mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp 80 miliar di 2025— melonjak dari realisasi Rp 19,4 miliar di tahun sebelumnya. Dana ini akan digunakan untuk upgrade fasilitas produksi, peningkatan efisiensi, dan pengembangan produk baru lewat R&D.

“Kami akan manfaatkan capex untuk memperkuat struktur biaya dan kualitas produk,” ungkap Jose.


Dengan strategi efisiensi, inovasi produk, dan penetrasi ekspor yang lebih agresif, MOLI optimistis bisa mengembalikan tren pertumbuhan dan menjaga profitabilitas di tengah dinamika industri etanol. (Zan)