JagatBisnis.com – Subholding Upstream Pertamina, PT Pertamina Hulu Energi (PHE), mencatatkan capaian signifikan di sepanjang tahun 2024. Produksi minyak dan gas bumi (migas) mencapai 1.045 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD), menjadikan PHE sebagai penyumbang utama produksi migas nasional—69% untuk minyak dan 37% untuk gas.
Direktur Utama PHE, Chalid Said Salim, menyampaikan bahwa keberhasilan ini tak lepas dari konsistensi perusahaan dalam menjalankan rencana kerja dan melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan produksi. “PHE terus berkomitmen melaksanakan rencana kerja secara optimal dan terus berupaya meningkatkan produksi,” ujar Chalid, Minggu (15/6).
Sejak pembentukan Subholding Upstream pada 2021, produksi migas PHE tumbuh rata-rata 5% setiap tahun. Hal ini turut didorong oleh peningkatan tajam aktivitas pengeboran—sebanyak 22 sumur eksplorasi, 821 sumur pengembangan, 981 kegiatan workover, dan 36.860 aktivitas well services telah diselesaikan sepanjang 2024.
Temuan Migas Terbesar dalam 15 Tahun
PHE mencetak prestasi besar lewat temuan sumber daya migas 2C sebesar 652,19 juta barel setara minyak (MMBOE) sepanjang 2024. Salah satu temuan terbesar dalam 15 tahun terakhir adalah struktur Tedong (TDG)-001 dengan potensi 108,05 MMBOE dan Padang Pancuran (PPC)-1 sebesar 140,61 MMBOE.
Rata-rata pertumbuhan sumber daya eksplorasi PHE mencapai 11,3% per tahun dalam tiga tahun terakhir. Eksplorasi juga diperkuat dengan survei seismik 2D sepanjang 769 km dan seismik 3D seluas 4.990 km².
Tak hanya di dalam negeri, PHE memperluas jangkauan global dengan menandatangani kontrak wilayah kerja baru di luar negeri, yakni Blok SK510 di Sarawak, Malaysia. Di dalam negeri, dua blok baru turut diamankan: Blok Melati di Sulawesi Tenggara dan Blok North Ketapang di timur laut Jawa, dengan potensi sumber daya gabungan sebesar 3,02 miliar barel setara minyak (BBOE).
Laba Naik, TKDN Menguat
Peningkatan kinerja operasional turut mendorong performa keuangan PHE. Sepanjang 2024, PHE membukukan laba bersih sebesar US$ 3,12 miliar—naik 14,51% dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 2,73 miliar. Kontribusi ini datang dari seluruh entitas anak dan afiliasi, termasuk regional Sumatera hingga internasional, serta perusahaan seperti Elnusa, Badak LNG, dan Pertamina Drilling Service Indonesia.
PHE juga mencatat realisasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 61,06% untuk barang dan jasa, meningkat dari 60,19% pada 2023, menunjukkan komitmen terhadap pemberdayaan industri lokal.
Fokus pada Ketahanan Energi dan Transisi Rendah Karbon
Pertamina menegaskan bahwa strategi PHE akan terus diarahkan untuk menjaga ketahanan energi nasional di tengah tantangan industri migas global. “PHE telah berhasil mempertahankan produksi di atas 1 juta barrel per hari. Diharapkan angka ini bisa terus ditingkatkan untuk mendukung suplai energi dalam negeri,” ujar VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso.
Ke depan, PHE juga akan fokus pada pengembangan lapangan migas mature, optimalisasi komersialisasi, serta ekspansi ke bisnis rendah karbon sebagai bagian dari transformasi jangka panjang sektor energi Indonesia. (Zan)