Ekbis  

CAKK Tancap Gas di 2025, Genjot Efisiensi demi Dongkrak Laba

CAKK Tancap Gas di 2025, Genjot Efisiensi demi Dongkrak Laba

JagatBisnis.com – PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK) optimistis dapat membalikkan kinerja ke arah positif di tahun 2025. Strategi utama yang diusung adalah peningkatan efisiensi operasional melalui peremajaan mesin produksi. Langkah ini diharapkan mampu menurunkan harga pokok produksi dan memperkuat daya saing harga jual di pasar.

Direktur Utama CAKK, Johan Silitonga, mengungkapkan bahwa mesin baru akan membantu operasional menjadi lebih efisien sehingga margin keuntungan bisa meningkat. “Kami yakin strategi ini akan berdampak positif bagi performa perusahaan. Target kami adalah kinerja 2025 yang jauh lebih baik dari tahun sebelumnya,” ujarnya, Senin (16/6).

Laba Bruto Tumbuh Tajam, Tapi Masih Rugi Bersih

Mengawali tahun 2025, CAKK membukukan lonjakan pendapatan bersih sebesar 62,95% secara tahunan (yoy), dari Rp 49,21 miliar menjadi Rp 80,19 miliar pada kuartal I-2025. Perusahaan juga berhasil membalikkan rugi bruto sebesar Rp 581,92 juta pada kuartal I-2024 menjadi laba bruto Rp 3,85 miliar.

Namun demikian, laba belum mampu menembus ke bottom line. CAKK masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 5,43 miliar hingga Maret 2025. Sebagai catatan, laba bersih pada kuartal I-2024 lalu sempat terdongkrak oleh pendapatan non-operasional, yakni dari penjualan properti investasi sebesar Rp 29,88 miliar.

Optimalkan Kapasitas dan Redam Dampak Harga Gas

Tahun lalu, CAKK mencatat pendapatan bersih sebesar Rp 239,47 miliar atau tumbuh 14,78% dibanding tahun 2023. Sementara rugi bersih berhasil ditekan dari Rp 34,08 miliar menjadi Rp 16,25 miliar.

Secara volume, CAKK memproduksi 6,94 juta meter persegi ubin keramik dengan penjualan mencapai 6,70 juta meter persegi. Namun, pemanfaatan kapasitas produksi baru mencapai 57,85%.

Johan menyebutkan tantangan utama perusahaan berasal dari pasokan gas bumi, yang merupakan komponen vital dalam proses produksi. “Tahun lalu, harga gas yang kami terima melebihi tarif subsidi karena penyesuaian alokasi proporsional, sehingga cukup berdampak pada efisiensi produksi,” jelasnya.

CAKK berharap pasokan gas industri di tahun ini dapat kembali optimal agar produksi bisa berjalan maksimal dan target pertumbuhan penjualan 35% bisa tercapai. (Zan)